TENGGARONG, iNewsKutai.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar simulasi pemungutan suara pemilihan umum (pemilu) 2024 di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Sabtu (15/7/2023). Simulasi ini untuk penyederhanaan desain surat suara.
Dalam simulasi, KPU hanya menggunakan dua surat suara untuk pemilihan presiden, anggota legislatif, dan Dewan Perwakilan Daerah. Model surat suara ini yang rencananya akan digunakan pada Pemilu 2024.
Koordinator Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU RI Idham Holik menyatakan, simulasi ini untuk memastikan pemungutan suara pada pemilu bisa berjalan lancar. Pasalnya, KPU akan menggunakan surat suara model baru.
"Rencananya akan menggunakan dua atau tiga model surat suara pada Pemilu 2024. Jadi disederhanakan. Ini yang disimulasikan untuk melihat respons pemilih," jelas Idham di kantor KPU Kutai Kartanegara, Sabtu (15/7/2023).
Model surat suara pertama yang digunakan KPU akan berisi kolom kandidat calon presiden dan calon wakil presiden, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Pada lembar surat suara kedua, akan berisi calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi yang digabung dengan calon anggota DPRD kabupaten/kota.
Idham menjelaskan, pada model ini, surat suara tidak akan memasang foto calon melainkan hanya nama.
"Untuk penghitungan suara akan menggunakan metode dua panel. Ini akan mempersingkat waktu agar tidak terjadi kecelakaan kerja karena ada lima surat suara yang harus dihitung,"ujarnya.
Metode tersebut memungkinkan petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang beranggotakan tujuh orang dapat dibagi menjadi dua kelompok.
Panel A bertugas menghitung perolehan suara presiden dan wakil presiden serta anggota DPD RI. Panel B dapat menghitung suara anggota DPR RI, DPRD provinsi, serta DPRD kabupaten/kota.
Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah mengatakan, simulasi pemungutan serta penghitungan sangat penting karena merupakan tahapan yang sangat krusial dan menentukan.
“Saya berharap simulasi ini betul-betul dapat memberikan pencerahan kembali secara teknis, dimana masih banyak pekerjaan baik penyelenggara maupun pemerintah daerah yang harus terus bersinergi dalam mensukseskan pemilihan umum serentak tahun 2024 mendatang,” ujarnya.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait