Perpanjang Masa Jabatan 2 Periode, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr Terancam Digulingkan

Muhaimin/Abriandi
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr terancam digulingkan karena berniat menambah masa jabatan presiden. (foto: reuters)

MANILA, iNewsKutai.id - Situasi politik di Filipina memanas menyusul perseteruan Presiden Ferdinand Marcos Jr dengan sekutu politiknya, Rodrigo Duterte. Penyebabnya, Marcos Jr diduga berniat melakukan amandemen konstitusi untuk melanggengkan kekuasaan.

Duterte dalam pidatonya pada hari Minggu lalu memperingatkan Marcos Jr agar tidak melakukan amandeman apa pun terhadap konstitusi. Mantan presiden yang dikenal kejam itu mengancam Marcos Jr bisa digulingkan seperti ayahnya. 

Mendiang diktator Ferdinand Marcos Sr yang memerintah Filipina selama lebih dari dua dekade digulingkan oleh Revolusi Kekuatan Rakyat atau People Power Revolution yang damai pada Februari 1986. 

Konstitusi tahun 1987 itu mulai berlaku setahun setelah Marcos Sr digulingkan. Konstitusi menyatakan presiden hanya dapat menjabat satu kali masa jabatan enam tahun untuk mencegah timbulnya kediktatoran.

Akan tetapi, Marcos Jr mendukung perubahan konstitusi untuk memungkinkan promosi investasi asing. Namun, Duterte mengeklaim sekutunya itu menyuap pejabat lokal untuk menghapus aturan batasan masa jabatan.

Duterte juga berulang kali menuduh Marcos Jr menggunakan narkoba.

"Marcos sedang mabuk saat itu. Sekarang dia presiden, dia masih mabuk. Kita punya presiden yang kecanduan narkoba! Bajingan itu!" katanya dilansir situs berita Rappler.

Duterte yang gagal mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan kedua pada tahun 2022, selalu memiliki hubungan panas dengan Marcos Jr. Dia menudingnya sebagai anak manja dan pemimpin yang lemah.

Ada spekulasi putra Duterte, Sara Duterte yang kini menjabat sebagai wapres akan ikut serta dalam pemilihan presiden tahun 2028. Hal ini menempatkan kedua keluarga tersebut pada jalur perpecahan.

Pada hari Minggu, putra Duterte yang juga Wali Kota Davao; Sebastian Duterte, menyerukan pengunduran diri Marcos Jr. Menurutnya, presiden telah menjalankan kebijakan luar negeri yang berbahaya dan bertanggung jawab atas meningkatnya kriminalitas.

"Presiden, kalau tidak punya rasa cinta dan cita-cita terhadap negara, mundurlah," ujarnya dalam acara forum publik.

Marcos Jr kemudian membalas ancaman Duterte dengan menyebut pendahulunya itu sebagai pecandu narkoba.

"Saya pikir itu karena fentanil," katanya merujuk pada salah satu jenis narkoba saat ditanya tentang pernyataan Duterte.

Menurut Marcos Jr, narkoba tersebut yang sebelumnya disebut Duterte untuk menghilangkan rasa sakit, telah mengganggu penilaiannya.

"Dia telah mengonsumsi narkoba tersebut dalam waktu yang sangat lama. Setelah lima, enam tahun, narkoba tersebut akan berdampak padanya," ujarnya, seperti dikutip The Guardian, Selasa (30/1/2024).

Editor : Abriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network