JAKARTA, iNewsKutai.id - Ada beberapa makanan yang dianggap tabu atau sebaiknya dihindari oleh sebagian orang saat perayaan Imlek. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan dan tradisi masyarakat Tionghoa yang mempengaruhi pemilihan makanan selama perayaan tersebut.
Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, ada beberapa makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi selama perayaan Imlek karena diyakini dapat membawa kesialan atau malapetaka di tahun yang akan datang. Meskipun ada yang menganggapnya sebagai tradisi yang harus diikuti dengan ketat, ada juga yang merasa bahwa hal tersebut hanya mitos yang tidak relevan.
Berikut adalah beberapa makanan yang sebaiknya dihindari selama perayaan Imlek:
Makanan yang Tabu Dikonsumsi saat Imlek
1. Sayap Ayam
Makanan yang tabu dikonsumsi saat Imlek yang pertama adalah sayap ayam. Menurut kepercayaan Tionghoa, mengonsumsi sayap ayam selama perayaan Imlek dapat "menerbangkan" segala keberuntungan yang akan datang. Oleh karena itu, sebaiknya hindari mengonsumsi sayap ayam agar keberuntungan tetap berada di dekat Anda.
2. Bubur
Meskipun bubur merupakan makanan yang populer di Indonesia, namun mengonsumsinya selama perayaan Imlek diyakini akan membawa kemiskinan. Hal ini disebabkan karena bubur memiliki warna putih pucat yang dianggap melambangkan kemiskinan dan kesialan.
3. Lobster dan Kepiting
Mengonsumsi lobster atau kepiting selama perayaan Imlek dipercaya dapat membawa kemunduran dalam hidup. Hal ini karena gerakan kepiting yang kesamping dianggap sebagai tanda kemunduran, sehingga mengonsumsinya dianggap dapat membuat hidup tidak maju.
4. Makanan Berwarna Putih
Masyarakat Tionghoa percaya bahwa makanan yang berwarna putih melambangkan kematian. Oleh karena itu, selama perayaan Imlek, makanan dengan warna putih tidak disajikan karena dikhawatirkan membawa kesialan atau berita duka
5. Labu
Larangan mengonsumsi labu selama perayaan Imlek tidak hanya berkaitan dengan warna dan teksturnya, tetapi juga karena pelafalan katanya dalam bahasa Mandarin. Kata "labu" dalam bahasa Mandarin dilafalkan sebagai "gwa", yang memiliki arti kematian.
Karena itu, mengonsumsi labu selama Imlek dihindari agar tidak membawa berita duka pada keluarga.
Memahami dan menghormati tradisi serta kepercayaan masyarakat Tionghoa selama perayaan Imlek merupakan hal yang penting. Namun, penting juga untuk diingat bahwa setiap orang memiliki kepercayaan dan tradisi yang berbeda-beda, sehingga yang terpenting adalah menjaga keharmonisan dan menghormati perbedaan tersebut dalam merayakan perayaan Imlek.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Rabu, 07 Februari 2024
Editor : Abriandi
Artikel Terkait