Jangan Konsumsi 5 Makanan Ini saat Imlek, Bikin Sial dan Jatuh Miskin

Diana Rafikasari/Abriandi
Makanan yang dianggap tabu atau sebaiknya dihindari sebagian orang saat perayaan Imlek. (foto: ilustrasi/ist)

JAKARTA, iNewsKutai.id - Ada beberapa makanan yang dianggap tabu atau sebaiknya dihindari oleh sebagian orang saat perayaan Imlek. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan dan tradisi masyarakat Tionghoa yang mempengaruhi pemilihan makanan selama perayaan tersebut.

Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, ada beberapa makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi selama perayaan Imlek karena diyakini dapat membawa kesialan atau malapetaka di tahun yang akan datang. Meskipun ada yang menganggapnya sebagai tradisi yang harus diikuti dengan ketat, ada juga yang merasa bahwa hal tersebut hanya mitos yang tidak relevan.

Berikut adalah beberapa makanan yang sebaiknya dihindari selama perayaan Imlek:

Makanan yang Tabu Dikonsumsi saat Imlek

1. Sayap Ayam

Makanan yang tabu dikonsumsi saat Imlek yang pertama adalah sayap ayam. Menurut kepercayaan Tionghoa, mengonsumsi sayap ayam selama perayaan Imlek dapat "menerbangkan" segala keberuntungan yang akan datang. Oleh karena itu, sebaiknya hindari mengonsumsi sayap ayam agar keberuntungan tetap berada di dekat Anda.

2. Bubur

Meskipun bubur merupakan makanan yang populer di Indonesia, namun mengonsumsinya selama perayaan Imlek diyakini akan membawa kemiskinan. Hal ini disebabkan karena bubur memiliki warna putih pucat yang dianggap melambangkan kemiskinan dan kesialan.

3. Lobster dan Kepiting

Mengonsumsi lobster atau kepiting selama perayaan Imlek dipercaya dapat membawa kemunduran dalam hidup. Hal ini karena gerakan kepiting yang kesamping dianggap sebagai tanda kemunduran, sehingga mengonsumsinya dianggap dapat membuat hidup tidak maju.

4. Makanan Berwarna Putih

Masyarakat Tionghoa percaya bahwa makanan yang berwarna putih melambangkan kematian. Oleh karena itu, selama perayaan Imlek, makanan dengan warna putih tidak disajikan karena dikhawatirkan membawa kesialan atau berita duka

5. Labu

Larangan mengonsumsi labu selama perayaan Imlek tidak hanya berkaitan dengan warna dan teksturnya, tetapi juga karena pelafalan katanya dalam bahasa Mandarin. Kata "labu" dalam bahasa Mandarin dilafalkan sebagai "gwa", yang memiliki arti kematian. 

Karena itu, mengonsumsi labu selama Imlek dihindari agar tidak membawa berita duka pada keluarga.

Memahami dan menghormati tradisi serta kepercayaan masyarakat Tionghoa selama perayaan Imlek merupakan hal yang penting. Namun, penting juga untuk diingat bahwa setiap orang memiliki kepercayaan dan tradisi yang berbeda-beda, sehingga yang terpenting adalah menjaga keharmonisan dan menghormati perbedaan tersebut dalam merayakan perayaan Imlek.

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Rabu, 07 Februari 2024

Editor : Abriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network