TOKYO, iNewsKutai - Sedikitnya 70 pria Jepang mendaftar sebagai 'legiun internasional' untuk membantu Ukraina melawan invasi Rusia. Sebagian besar dari mereka memiliki pengalaman berperang dan bela diri.
Bahkan, 50 di antaranya merupakan mantan anggota Pasukan Bela Diri Jepang dan dua yang lain merupakan veteran Legiun Asing Prancis. Sisanya merupakan pekerja kantoran yang sama sekali tidak memiliki pengalaman perang.
Salah satunya adalah Keiichi Kurogi (39) yang merupakan seorang pekerja kantoran. Dia mengaku menelpon Kedutaan Ukraina pada Senin (28/2/2022) setelah melihat permintaan relawan di Twitter.
"Ketika saya melihat gambar pria dan wanita tua di Ukraina memegang senjata dan pergi ke depan, saya merasa saya harus menggantikan mereka," katanya.
Sayangnya, permintaan dia ditolak oleh Kedutaan Ukraina. Pasalnya, legiun internasional mengharuskan anggotanya memiliki pengalaman militer.
"Saya dari generasi yang tidak tahu perang sama sekali. Bukannya saya ingin pergi berperang, tapi saya lebih suka pergi daripada melihat anak-anak dipaksa membawa senjata," katanya.
Seorang juru bicara Kedutaan Besar Ukraina mengakui menerima banyak telepon dari orang-orang yang ingin berjuang untuk Ukraina. Sebuah posting media sosial pada Senin lalu, Kedutaan Besar Ukraina berterima kasih kepada orang Jepang atas banyak pertanyaan mereka tentang informasi menjadi sukarelawan.
"Setiap kandidat untuk ini harus memiliki pengalaman di Pasukan Bela Diri Jepang atau telah menjalani pelatihan khusus," katanya.
Dalam sebuah postingan baru di Twitter pada Rabu (2/3/2022), Kedutaan Ukraina di Jepang mengatakan sedang mencari sukarelawan dengan pengalaman medis, IT, komunikasi, atau pemadam kebakaran.
Jepang telah mengatakan kepada warga negaranya untuk menunda perjalanan ke Ukraina dengan alasan apapun. Peringatan tersebut kembali ditegaskan pada Rabu oleh Kepala Sekretaris Kabinet, Hirokazu Matsuno.
"Kementerian luar negeri Jepang telah mengeluarkan peringatan evakuasi untuk seluruh warga kami di Ukraina dan kami ingin orang-orang menghentikan semua perjalanan ke Ukraina, terlepas dari tujuan kunjungan mereka," katanya dalam konferensi pers.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait