Tertekan Sanksi Ekonomi, Warga Rusia Mulai Timbun Sembako

Esnoe Faqih Wardhana
Warga Rusia panic buying memborong gula imbas sanksi Barat atas invasi ke Ukraina. (Foto: Reuters)

POKROV, iNewsKutai.id  - Warga Rusia mulai merasakan dampak dari sanksi ekonomi yang dijatuhkan Barat sebagai imbas dari invasi militer Moskow di Ukraina. Khawatir situasi ekonomi bakal makin sulit, aksi memborong bahan pokok (sembako) mulai dilakukan sebagian warga Rusia.

Komoditas utama seperti gula dilaporkan mulai ditimbun warga. Sebulan pascakonflik Rusia-Ukraina meletus, memang belum ada tanda-tanda perang akan berakhir. Di kota Pokrov Rusia, gula telah terjual habis di banyak toko dan penduduk memperkirakan beberapa barang menjadi tidak terjangkau harganya.

Baca juga: Jika Diserang Negara Barat dan Amerika Serikat, Rusia Tak Akan Segan Gunakan Senjata Nuklir

Pemerintah Rusia sebenarnya telah mengimbau warga agar tidak sampai panic buying. Menghadapi ancaman krisis ekonomi paling parah selama lebih dari 20 tahun, Moskow telah memberi tahu warga bahwa tidak akan ada kekurangan makanan. Pemerintah Rusia juga mendesak warganya untuk tidak panik membeli bahan pokok seperti gula dan soba.

Meski demikian, pesan itu tampaknya tidak didengar warga Rusia. Di Pokrov, sebuah kota berpenduduk 17.000 orang yang terletak 100 km timur Moskow, yang merupakan rumah bagi koloni penjara yang menahan Alexei Navalny, pengkritik paling keras Presiden Vladimir Putin, tetap terjadi aksi borong sembako. Seorang warga, Svetlana, membeli 10 kg gula di kota Vladimir.

Hal ini dilakukannya untuk memastikan dia bisa mengawetkan buah yang dia rencanakan untuk dikumpulkan di musim panas ini. "Mungkin harga gula tidak naik, tapi orang takut," kata pria 57 tahun itu. "Mungkin itu sebabnya semua orang membeli beberapa," lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters.

Baca juga: Diminta Amerika Serikat Kirim Rudal S-400 ke Ukraina, Ini Jawaban Sinis Politikus Senior Turki

Empat toko kelontong milik dua rantai besar di Pokrov, saat ini tidak lagi menjual gula, rak-raknya kosong atau penuh dengan barang-barang lainnya. Tanda-tanda di toko tersebut memberi tahu pelanggan bahwa mereka dapat membeli tidak lebih dari 5 kg gula per orang.

Warga lainnya, Antonina, seorang pensiunan berusia 71 tahun yang memakai mantel musim dingin ungu dan topi bulu, tinggal sendiri di Pokrov. Dia mengatakan, uang pensiun dari negaranya cukup untuk menutupi kebutuhan dasarnya, tetapi dia berharap harus mengubah kebiasaan makannya. "Saya mungkin tidak akan bisa membeli buah untuk beberapa waktu," katanya.

 

Editor : Abriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network