JAKARTA, iNewsKutai.id - Sikap pemerintah Indonesia yang tidak menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas tindakan menginvasi Ukraina mendapat pujian dari pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov.
Dia mengklaim jika keputusan tersebut sebagai bentuk dukungan. Tidak hanya Indonesia, dia juga berterima kasih kepada negara-negara Islam yang memilih bertindak netral dengan tidak menjatuhkan sanksi seperti yang dilakukan negara-negara Barat. Menurut dia, hal itu merupakan bentuk dukungan kepada Rusia.
Kadyrov dalam tulisannya mengatakan, sebagai muslim, merupakan suatu kepuasan besar ketika mengetahui seluruh dunia Islam mendukung Rusia yang disebutnya dalam pertarungan melawan kejahatan universal.
Menurutnya, tidak ada satu pun negara yang mayoritas penduduknya muslim menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Untuk itu, dia berterima kasih.
"Atas nama 30 juta muslim Rusia, saya ingin menyampaikan kepada Anda semua terima kasih yang setulus-tulusnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai (negara) Anda semua," tulis Kadyrov yang diterjemahkan oleh Kedubes Rusia di Indonesia, dikutip iNews.id, Selasa (12/4/2022).
Selain Indonesia, negara-negara yang diklaim mendukung Rusia di antaranya Saudi Arabia, Turki, Uni Arab Emirat, Pakistan, Palestina, Irak, Suriah, Iran, Libia, Yordania, Mesir, Qatar, Azerbaijan, Aljazair, Afganistan, Bangladesh, Bahrain, Bosnia dan Herzegovina dan Brunei Darussalam.
Kemudian, Burkina Faso, Gambia, Guinea, Guinea Bissau, Djibouti, Yaman, Kazakhstan, Kirgizstan, Kuwait, Lebanon, Mauritania, Malaysia, Mali, Maladewa, Maroko, Niger, Nigeria, Oman, Senegal, Somali, Sudan, Tajikistan, Tunisia, Turkmenistan, Uzbekistan, Chad, dan banyak lainnya.
"Hari ini, Anda semua membuktikan bahwa umat Islam selalu berpihak pada kebenaran dan keadilan," sambung Kadyrov
Dia mengatakan, Rusia adalah negara yang menghormati dan melindungi hak jutaan muslim, baik yang tinggal di wilayahnya maupun di luar wilayahnya. Menurutnya, undang-undang yang berlaku di Rusia melarang siapapun menyinggung perasaan umat beragama, menyebut teks-teks kitab suci sebagai materi ekstremis.
"Dilarang menghina nabi dan rasul kami yang tercinta. Propaganda LGBT dan penyimpangan lainnya juga sangat dilarang. Negara kami, Rusia, melindungi hak muslim dan seluruh umat beragama," tulisnya.
Dia mengecam keras Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang dinilai telah membantu Ukraina. "Saya bangga bahwa saya seorang muslim dan menyaksikan bagaimana seluruh umat Islam bersatu dengan kami dan menyampaikan posisi mereka yang tegas melawan Barat," tulisnya.
Dia juga menegaskan Rusia tidak akan berhenti sampai tercapai kedamaian di seluruh dunia.
"Oleh karena itu, sebagaimana Biden dan antek-anteknya yang membantu rezim Kyiv, kami tidak akan menyisakan, bahkan aroma tubuh orang Nazi, Bandera, dan setan-setan di Ukraina," tulis Kadyrov.
"Kami tidak akan berhenti sampai tercapai kedamaian di seluruh dunia yang berdasarkan pada nilai-nilai suci bagi semua orang! Panglima tertinggi kami, Presiden Rusia Vladimir Putin, selalu berdiri demi perdamaian dan melawan peperangan."
Kadyrov bahkan menyebut Putin layak mendapat Nobel Perdamaian. "Oleh karena itu, beliau layak dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian. Semua roh jahat, yang merupakan pembunuh dan teroris, gagal membuatnya terlihat buruk."
Editor : Abriandi
Artikel Terkait