JAKARTA, iNewsKutai.id - Belum reda wabah Covid-19, dunia kembali dihebohkan dengan kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak. Belum diketahui pasti jenis virus misterius yang merebak sejak pertengahan April lalu di Eropa di negara-negara Eropa, Amerika dan Asia termasuk Indonesia.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), kasus hepatitis misterius ini pertama kali dilaporkan pada 5 April 2022 di Inggris Raya dengan 10 pasien usia 11 bulan-5 tahun.
Di Indonesia, tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan Hepatitis Akut meninggal dunia dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 31 April 2022.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi, MEpid meminta orang tua untuk mewaspadai jika ada anak sakit dan menemukan gejalamual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang hingga penurunan kesadaran.
Pada kasus lain, gejala klinis hepatitis akut ini ditandai dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice atau penyakit kuning akut, dan gejala gastrointestinal seperti nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah. Sebagian besar kasus juga tidak ditemukan adanya gejala demam.
“Jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat,” katanya dikutip iNews Kutai dari siaran pers, Senin (2/5/2022).
Selain menginvestigasi kasus pasien anak yang meninggal dunia dengan dugaan hepatitis akut, Kemenkes RI juga telah mengeluarkan surat edaran tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) pada 27 April 2022.
“Selama masa investigasi, kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang,” ujarnya.
Meski belum diketahui penyebabnya, dia juga mengimbau masyarakat melakukan langkah-langkah pencegahan. “Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,” kata dr Siti Nadia.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait