get app
inews
Aa Read Next : Bukan karena Pukulan, Petarung MMA Rusia Tewas Gegara Semangka

Brutal, Atlet MMA Bertarung hingga Tewas, Mati Batang Otak Akibat Kena Sikutan di Rahang

Kamis, 28 Juli 2022 | 08:51 WIB
header img
petarung MMA Phanphet Phadungchai dan Anthony Durand sebelum bertarung. (foto: daily star)

BANGKOK, iNewsKutai.id - Nasib tragis dialami petarung MMA Phanphet Phadungchai yang meninggal usai bertarung dengan Anthony Durand. Petarung beladiri campuran asal Thailand itu terkena sikutan di rahang hingga mengakibatkan mati batang otak.

Pada pertarungan Muay Thai Fighter X yang digelar 15 Juli 2022 lalu itu, Phadungchai terjatuh ke kanvas pada ronde kelima. Kepalanya terhempas menghantam lantai setelah Durand melepaskan sikutan mautnya.

Akibat sikutan dan hantaman keras ke lantai, Phadungchai langsung pingsan. Dia bahkan sudah koma saat dilarikan ke rumah sakit. Diagnosa tim medis di Bangkok menyatakan jika atlet tarung bebas itu mengalami mati batang otak akibat pendarahan hebat. 

Usaha dokter untuk mengembalikan kesadarannya gagal. Phadungchai kemudian dinyatakan meninggal delapan hari kemudian. 

Regulator WBC Muay Thai memposting foto Padungchai di Facebook dan menyampaikan belasungkawa mereka. 

"Seluruh keluarga WBC Muay Thai mengirimkan belasungkawa kami kepada keluarga Parnpetch Padungchai meninggal dunia malam ini (23 Juli), karena cedera yang diderita dalam kontes Muay Thai pada 15 Juli. Semoga ia beristirahat dalam damai," tulis WBC Muay Thai dalam pernyataannya.

Rasa bersalah juga menghinggapi Durand.  Kematian lawan bertarungnya itu kemudian membuatnya memutuskan untuk pensiun dari olahraga Muay Thai. Durand menyatakan dirinya paling bertanggung jawab atas kematian Phadungchai dan sangat trauma.

''Tidak ada yang bisa menghilangkan itu dari kepalaku,''aku Durand. 

Dalam pernyataan di Facebook, Durand mengatakan, sebagai seorang atlet, hal tersebut adalah risiko dalam pertandingan. Namun, dia mengaku sama sekali tidak menginginkan hasil tersebut.

"Saya menghadapinya selama lima ronde dan itu adalah salah satu pukulan terakhir saya… Jadi tentu saja saya merasa bertanggung jawab dan tidak ada yang bisa menghapusnya dari ingatan saya.'' 

"Meskipun pesan, panggilan, dan komentar Anda menghibur, saya sangat sedih. Ini tidak bisa dijelaskan tetapi ini adalah takdir dan saya tidak punya hak untuk menentangnya.'' 

"Saya hanya berharap dia beristirahat dengan tenang sekarang dan saya berkomitmen kepada ibu, istri, dan gadis kecilnya untuk berkontribusi secara finansial sampai mereka memberi tahu saya bahwa mereka tidak membutuhkannya lagi. Ini adalah pertarungan ke-28 saya, tetapi itu yang terakhir.'' 

"Saya tidak akan kembali. Terima kasih kepada semua orang yang telah ada sejak debut saya dan saya minta maaf karena saya tahu bahwa beberapa orang telah berkorban banyak untuk melihat saya di atas."

Editor : Abriandi

Follow Berita iNews Kutai di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut