get app
inews
Aa Text
Read Next : Timnas Indonesia Kalah dari China, Shin Tae-yong Beri Respon Berkelas

Terungkap, Indonesia dan China Berselisih Gegara Pembengkakan Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Rabu, 02 November 2022 | 13:52 WIB
header img
Proyek kereta cepat Jakarta Bandung ternyata sempat membuat Indonesia dan China berselisih. (Foto: Dok iNews.id)

JAKARTA, iNewsKutai.id - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) ternyata sempat membuat Indonesia berselisih dengan China. Penyebabnya, konsorsium China Railway International Co. Ltd menolak perhitungan cost overrun KCJB.

China enggan ikut menalangi pembengkakan anggaran sementara KCJB mencapai USD1,176 miliar atau setara Rp16,8 triliun. Mereka menilai jika biaya untuk menambal cost overrun merupakan tanggung jawab pemerintah Indonesia. 

Hal tersebut diungkapkan Wakil Menteri BUMN I, Kartika Wirjoatmodjo dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (2/11/2022). 

Pria yang akrab disapa Tiko itu menjelaskan jika penolakan terjadi karena China tidak mengakui biaya dari PT PLN (Persero), PT Telkom Indonesia Tbk, hingga pajak. 

Sebaliknya, konsorsium dari Negeri Tirai Bambu itu meminta agar nilai cost overrun KCJB lebih kecil dari perhitungan PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). 

"China minta angkanya karena enggak mengakui biaya PLN, pajak, dan Telkom. Kita berdebat juga di situ, mereka maunya lebih rendah," ungkap Tiko di Senayan, Rabu (2/11/2022). 

PSBI melalui Kementerian BUMN kemudian melakukan negosiasi agar China ikut bertanggung jawab atas pembengkakan dana mega proyek tersebut. 

"Mereka merasa biaya itu merupakan kewajiban bagian pemerintah Indonesia, tapi kami negosiasi supaya itu bisa dibayar," tutur dia.

Tiko memastikan cost overrun akan ditambal melalui menyetor ekuitas tambahan dan melalui pinjaman di ke China Development Bank (CDB). Adapun rinciannya, 25% dari total cost overrun ditutupi oleh konsorsium Indonesia yakni PSBI dan konsorsium China Railway International Co. Ltd.

PSBI akan menambal pembengkakan biaya sebesar Rp4 triliun, sedangkan China Railway International senilai Rp3 triliun. Sementara 75% sisanya berasal dari utang. 

Tiko sendiri tidak merinci jumlah pinjaman yang diberikan China Development Bank. Meski begitu, dia memastikan pihak perbankan asing tersebut memberikan tenor selama 30 tahun, berdasarkan permintaan Indonesia. 

"Dengan CDB kami minta tenor panjang, setidaknya 30 tahun. Jadi tidak membebani KAI dan KCIC (Kereta Cepat Indonesia-China)," tutur dia.

(Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com dengan judul : Indonesia dan China Berdebat Panas Soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Ini Perkaranya)

Editor : Abriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut