get app
inews
Aa Read Next : Jadwal Buka Puasa Tenggarong Kutai Kartanegara dan Sekitarnya Kamis 21 Maret 2024

7 Tradisi Unik Sambut Bulan Ramadan di Indonesia, Masak Lemang hingga Berbagi Bingkisan

Sabtu, 11 Maret 2023 | 11:17 WIB
header img
Tradisi unik menyambut Bulan Ramadan di Indonesia. (foto: antara)

JAKARTA, iNewsKutai.id - Tradisi unik menyambut bulan Ramadan di Indonesia rutin digelar setiap tahun. Hal itu sebagai bentuk rasa syukur dipertemukan kembali dengan bulan suci dan penuh berkah bagi seluruh umat Islam.

Umumnya, tradisi ini digelar sebagai bentuk saling mendoakan dan menjadi ajang bermaafan sebelum menjalankan ibadah puasa. Selain itu, tradisi ini sebagai bentuk pelestarian budaya nusantara.

Dilansir iNews dari buku ‘Tradisi Menyambut Ramadan di Indonesia dan Dunia’ karya Yeti Nurmayati, setidaknya ada 7 tradisi unik masyarakat Indonesia dalam menyambut bulan suci Ramadan, dikutip Sabtu (11/3/2023).

Tradisi Unik Sambut Ramadan di Indonesia

1. Malamang di Sumatera Barat 

Tradisi unik menyambut bulan Ramadan di Indonesia ada di Sumatera Barat. Tradisi malamang merupakan proses memasak lemang yang terbuat dari beras ketan putih dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu. 

Tradisi malamang ini tak lepas dari peran ulama asal Pariaman Syekh Burhanuddin yang saat itu melakukan perjalanan ke daerah pesisir Minangkabau untuk menyiarkan agama Islam. 

Tradisi ini biasanya digelar dua hari menjelang Ramadan dan dilakukan bergotong royong. Lemang dihidangkan dengan tapai, ketan hitam/ketan merah yang difermentasi.  

2. Meugang/Mak Meugang/Uroe Meugang di Aceh 

Tradisi unik selanjutnya adalah meugang. Tradisi menyambut bulan Ramadan ini dilakukan dengan penyembelihan hewan (lembu atau kerbau), lalu memasak daging dan menikmati bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu.  

Selain kerbau, masyarakat juga bisa menyembelih ayam dan bebek. Masyarakat Aceh biasanya melakukan masak daging di rumah lalu dibawa ke masjid untuk dibagikan ke tetangga dan warga. 

Tradisi makan bersama sebelum puasa ini sudah ada saat Kerajaan Aceh, Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Hal ini dilakukan untuk menunjukkan rasa syukur atas kemakmuran dan rasa terima kasih kepada Rakyat Aceh.  

Editor : Abriandi

Follow Berita iNews Kutai di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut