SLEMAN, iNews.id - Entah tak punya uang untuk membeli tiket masuk atau sekadar cari sensasi, dua wisatawan asing nekat memanjati pagar kawasan Candi Prambanan. Aksi penyusupan ini terekam kamera pengunjung yang kemudian viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah akun Facebook Suyuti Ahmad di grup Geger Geden Wilayah Klaten, terekam sepasang bule yang hendak masuk ke area Candi Prambanan dengan cara melompati pagar.
Padahal, setiap wisatawan lokal maupun mancanegara wajib melewati pintu dan membayar karcis masuk di loket.
“Iki lurr, londo ra nde dit (bule ga punya uang). Tidak patut untuk di contoh. Sc groub sebelah,” tulis Suyuti seperti dikutip iNews.id, Selasa (4/1/2021).
Dalam video berdurasi 2 menit 20 detik itu, bule perempuan kesulitan untuk memasuki area Candi Prambanan. Awalnya dia berusaha melompat pagar besi, namun usahanya gagal. Sementara teman prianya sudah berhasil melompat terlebih dulu.
Lantaran yang perempuan kesulitan melompat, bule pria akhirnya keluar lagi dengan melompat pagar beton. Mereka kemudian berunding sebelum akhirnya perempuan dibantu untuk naik ke atas pagar. Begitu perempuan berada di atas, bule yang pria ikut naik dan turun lebih dulu. Terakhir bule perempuan ini dibantu untuk turun ke dalam.
General Manager PT Taman Wisata Candi Jamaludin Mawardi membenarkan adanya kejadian tersebut. Sepasang warga negara asing ini melompat pagar pada Minggu (2/1/2021). Kedua bule ini memanjat pagar di sisi selatan candi Prambanan atau pagar sisi barat, di sekitar gapura perbatasan Kabupaten Sleman dan Klaten.
Awalnya keberadaan kedua wisatawan ini tidak terpantau petugas karena berjalan di jalur pedestrian. Namun ketika masuk di dalam mereka terpantau petugas karena bejalan di dalam area yang diluar jalur wisatawan.
“Oleh petugas security mereka kemudian didekati dan ditanyai dan diketahui belum membeli tiket,” katanya.
Oleh petugas keduanya kemudian diarahkan untuk membeli tiket terlebih dulu. Mereka juga mengakui telah melompat pagar. Hanya saja petugas tidak sampai mengetahui identitas dan kewarganegaraan.
“Mereka kemudian diarahkan untuk membeli tiket, ya sudah kemudian diperlakukan seperti wisatawan biasa,”ujarnya.
Editor : Abriandi