SURABAYA, iNews.id - Masyarakat khususnya kaum hawa wajib berhati-hati saat memilih produk skincare. Alasannya, bahan berbahaya steroid disinyalir marak digunakan pada produk perawatan kulit khususnya yang belum mengantongi hasil uji laboratorium Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Universitas Airlangga, Dr Medhi Denisa Alinda, menuturkan, salah satu kandungan yang harus diwaspadai dalam pemilihan skincare yakni steroid.
Pada dasarnya steroid merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi peradangan pada tubuh. Steroid digunakan oleh produsen skincare karena dapat memberikan perubahan terhadap kulit dengan cepat.
"Salah satu efek yang ditimbulkan terhadap penggunaan steroid pada skincare yakni hipopigmentasi. Ini yang sering disalahgunakan dalam produk skincare sebagai pemutih," katanya, Selasa (4/1/2022).
"Padahal steroid topikal biasanya dipakai untuk penyakit dermatitis atopi, dermatitis kontak alergi, maupun psoriasis vulgaris," tuturnya.
Dia melanjutkan, penggunaan steroid pada skincare ini tentu memberikan efek samping terhadap kulit wajah. Bahayanya bisa menimbulkan efek samping seperti teleangiektasis atau pembuluh darah yang kelihatan, wajah memerah, kulit menjadi lebih sensitif, striae atau munculnya guratan peregangan pada wajah.
Selain steroid ada kandungan skincare lain yang harus diwaspadai oleh masyarakat seperti merkuri dan hidroquinon.
"Merkuri ini dilarang dalam penggunaan untuk skincare. Sedangka
Pengajar di FK Unair tersebut berpesan kepada masyarakat untuk hati-hati dalam memilih skincare terlebih lagi pada produk yang diklaim dapat memberikan hasil yang cepat.
"Masyarakat harus mengecek terlebih dahulu kandungan yang ada pada skincare. Apabila menawarkan kulit yang cepat putih dalam waktu instan, ini patut diwaspadai yang mana itu merupakan efek hipopigmentasi dari steroid dan akhirnya mengakibatkan kulit wajah mudah memerah," kata Medhi.
Jika dalam penggunaan skincare terdapat efek samping seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, masyarakat disarankan untuk segera menghentikan penggunaan skincare dan berkonsultasi kepada dokter kulit untuk mengembalikan kulit wajah seperti sedia kala.
Editor : Abriandi