get app
inews
Aa Read Next : Polres Kukar Tangkap Tiga Pengedar Narkoba di Tenggarong Seberang, Puluhan Gram Sabu Disita

Ribuan Pengedar Narkoba Tewas, Presiden Duterte Ogah Minta Maaf

Kamis, 06 Januari 2022 | 08:01 WIB
header img
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (foto: reuters)

MANILA, iNews.id – Perang pemerintah Filipina dengan pengedar narkoba sudah menelan ribuan nyawa. Lebih dari 6.200 tersangka pengguna dan pengedar narkoba tewas dalam operasi antinarkotika di Filipina sejak Presiden Filipina Rodrigo Duterte menjabat pada Juni 2016.

Meski ribuan pengedar dan pengguna narkoba terbunuh,Presiden Duterte menegaskan, dia tak akan pernah meminta maaf atas kematian orang-orang itu. 

“Saya tidak akan, tidak akan pernah meminta maaf atas kematian itu,” kata Duterte dalam pidato nasional mingguannya. “Bunuh saya, atau penjarakan saya, saya tidak akan pernah meminta maaf!” ujarnya.

Kematian ribuan orang itu telah membuat gerah sejumlah kalangan yang mengaku kelompok pembela hak asasi manusia (HAM). Sejumlah kelompok HAM dan para kritikus mengatakan, aparat penegak hukum Filipins telah mengeksekusi para tersangka kasus narkoba tanpa proses peradilan. 

Namun, Kepolisian Filipina mengklarifikasi bahwa para tersangka yang terbunuh itu adalah penjahat yang bersenjata dan dengan keras menolak penangkapan. 

Duterte, dalam pidato nasional pertamanya pada 2022, bersumpah untuk melindungi para penegak hukum yang melakukan tugas mereka dalam perang narkoba, dan memberi tahu mereka untuk melawan saat nyawa mereka dalam bahaya.

Kepala negara berusia 76 tahun itu memenangkan kursi kepresidenan Filipina dengan selisih jauh dari pesaingnya pada 2016. Dalam kampanyenya sebelum pemilu, dia berjanji untuk menggencarkan berbagai upaya antikorupsi, penegakan hukum, dan ketertiban masyarakat. 

Secara konstitusional di Filipina, Duterte dilarang mencalonkan diri kembali pada pemilihan tahun depan. Namun, para analis mengatakan, seorang sekutu dari Duterte yang terpilih dapat melindunginya dari tindakan hukum apa pun atas program antinarkotikanya. 

Para hakim Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC) pada September 2021 menyetujui penyelidikan formal terhadap aksi perang Duterte melawan narkoba. Akan tetapi, ICC menangguhkan penyelidikan pada November menyusul permintaan Pemerintah Filipina yang mengatakan akan melaksanakan penyelidikan sendiri. 

Duterte secara sepihak membatalkan keanggotaan ICC Filipina pada Maret 2018 atau sebulan setelah jaksa ICC mengatakan bahwa pemeriksaan pendahuluan atas upaya perang melawan narkoba di Filipina sedang berlangsung.

Editor : Abriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut