TEL AVIV, iNewsKutai.id - Angkatan Udara Israel (IAF) membombardir Jalur Gaza dengan 6.000 bom dalam enam hari perang melawan pasukan Hamas. Serangan itu membuat Jalur Gaza menjadi ladang pembantaian warga Palestina.
Marc Garlasco, penasihat militer organisasi asal Belanda PAX for Peace kepada The Washington Post menyebut, jumlah bom yang dijatuhkan Israel nyari setara dengan bom yang digunakan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan selama setahun.
Padahal, wilayah Gaza jauh lebih kecil dan lebih padat dibanding kondisi geografis Afghanistan. Gaza hanya memiliki luas wilayah sekitar 460 km persegi ditambah jumlah penduduk yang sangat padat.
Akibatnya, Gaza menjadi seperti ladang pembantaian karena risiko jatuhnya korban semakin tinggi. Sejauh ini, sudah 1.537 warga tewas akibat serangan pasukan Zionis dan 6.612 lainnya luka.
Ironisnya, sekitar 500 dari total korban tewas adalah anak-anak dan 276 perempuan dewasa.
Garlasco yang pernah menjadi penyelidik kejahatan perang PBB di Libya itu mengungkapkan, berdasarkan data Komando Pusat Angkatan Udara AS, jumlah bom yang dijatuhkan dalam setahun dalam perang di Afghanistan sekitar 7.423 buah.
Sementara itu data PBB mengungkap, selama perang di Libya, NATO menjatuhkan lebih dari 7.600 bom dan rudal dari pesawat.
Charles Lister, peneliti senior yang juga direktur Program Ekstremisme dan Kontraterorisme Institut Timur Tengah mengungkapkan kekagetannya dengan jumlah bom yang digunakan Israel.
"Wow, 6.000 bom dalam 6 hari,” kata Lister, dalam posting-an di X, sebelumnya dikenal dengan Twitter.
Sebagai perbandingan, lanjut dia, pasukan koalisi internasional menjatuhkan rata-rata 2.500 bom per bulan, di area seluas 46.000 km persegi di Suriah dan Irak. Sebelumnya IAF menyatakan puluhan jet tempur dan helikopter menyerang beberapa sasaran Hamas di penjuru Gaza.
Artikel ini telah tayang di www.inews.id pada 13 Oktober 2023
Editor : Abriandi