Logo Network
Network

Peringatan Peristiwa Merah Putih: Kisah Heroik Pejuang Usir Tentara Belanda dari Sangasanga

Abriandi
.
Kamis, 27 Januari 2022 | 13:30 WIB
Peringatan Peristiwa Merah Putih: Kisah Heroik Pejuang Usir Tentara Belanda dari Sangasanga
Teatrikal peristiwa Merah Putih dalam upacara peringatan 75 Tahun Perjuangan Merah Putih Sangasanga, di Lapangan Sepakbola PT Pertamina EP Asset 5 Field, Kamis (27/1/2022).

TENGGARONG, iNewsKutai.id - Tanggal 27 Januari menjadi hari bersejarah bagi masyarakat Kalimantan Timur khususnya Sangasanga. Pada hari ini, rakyat Sangasanga secara heroik berhasil mengusir tentara penjajahan Belanda dari wilayah pesisir Kutai Kartanegara tersebut.

"Peristiwa heroik ini kita kenang sebagai teladan bagi generasi sekarang dan akan datang, dalam mempertahankan Kemerdekaan. Peristiwa Merah Putih Sangasanga merupakan catatan sejarah penting di antara catatan sejarah Tanah Air," ungkap Bupati Kutai Kartanegara Edy Damansyah dalam upacara Peringatan 75 Tahun Perjuangan Merah Putih Sanga Sanga, di Lapangan Sepakbola PT Pertamina EP Asset 5 Field Sangasanga, Kamis (27/1/2022).

Lalu seperti apa sejarah peristiwa Merah Putih di Sangasanga? Dari sejumlah literasi yang dirangkum iNews Kutai, sejarah perjuangan rakyat Sangasanga bermula ketika tentara Belanda KNIL berhasil merebut wilayah tersebut pada 1945. 

Ketertarikan Belanda dengan Sanga-Sanga tidak lepas dari kekayaan sumber daya alamnya khususnya minyak bumi dan gas. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu lumbung energi di Kalimantan.

Belanda kemudian menancapkan kekuasaannya dengan kekuatan senjata. Namun, senjata modern dan tentara terlatih tidak membuat nyali rakyat Sangasanga ciut. Sebaliknya, mereka bersikeras mengusir pasukan penjajah dengan perjuangan bersenjata bersama para laskar dan tentara republik.

Hingga akhirnya para pejuang memutuskan merebut gudang senjata milik tentara Belanda. Namun, misi tersebut bukan hal yang mudah karena fasilitas tersebut dijaga ketat. Kemudian tercetus ide untuk menggelar pesta rakyat untuk mengalihkan perhatian tentara KNIL.

Satu hari sebelum penyerangan atau pada 26 Januari 1947, rakyat Sangasanga kemudia menggelar pesta menghadirkan beragam atraksi kesenian daerah. Strategi ini terbukti sukses memperdayai pasukan Belanda yang tidak menyadari kelompok pejuang yang menyusup.

Di tengah keramaian pesta rakyat, para pejuang membagikan senjata dan amunisi. Kemudian, pada pukul 03.00 Wita, serangan serentak dari seluruh wilayah pun dilakukan dan berhasil menguasai tangsi-tangsi militer KNIL. 

Pejuang juga berhasil melucuti senjata tentara KNIL yang menyerah dan memukul mundur pasukan lainnya yang notabene lebih terlatih dan dibekali senjata modern. Tentara KNIL akhirnya mundur ke Balikpapan.

Tepat pukul 09.00 Wita tanggal 27 Januari 1947, Kota Sangasanga berhasil dikuasai pejuang republik yang ditandai dengan penurunan triwarna bendera Belanda. Oleh pejuang, warna biru kemudian disobek sehingga hanya tertinggal merah putih.

Bendera tersebut kemudian kembali dikerek dalam upacara sebagai tanda pembebasan Sangsanga dari penjajahan Belanda. Ini juga menandai pembebasan wilayah di sekitar Sangasanga seperti Muara Jawa dan Anggana dari tentara pendudukan.

Namun, perjuangan yang kemudian dikenang dengan nama Peristiwa Merah Putih tersebut tidak diraih dengan mudah. Ratusan pejuang gugur dalam peristiwa tersebut dan dimakamkan di lokasi yang kini menjadi Taman Makam Pahlawan Wadah Batuah. 

Nama-nama pejuang yang gugur dituliskan di monumen Perjuangan Merah Putih. Peristiwa ini pun rutin diperingati setiap tahun dengan menggelar napak tilas pejuang hingga akhirnya bisa mengusir tentara Belanda. 

Editor : Abriandi

Follow Berita iNews Kutai di Google News

Bagikan Artikel Ini