TEXAS, iNewsKutai.id - Predikat sebagai salah satu orang terkaya di dunia memang pantas disematkan kepada Elon Musk. Tidak main-main, dia mendapatkan gaji sebesar 56 miliar dolar AS atau setara Rp911,90 triliun sebagai CEO Tesla.
Paket gaji terbaru itu disetujui pemegang saham Tesla dalam pertemuan tahunan di Austin, Texas. Persetujuan ini mengindikasikan dukungan yang diperoleh Musk dari basis investor ritel.
Meski demikian, Reuters melaporkan ada ada sejumlah investor institusional besar dan perusahaan proksi menyuarakan penolakan atas proposal paket gaji Elon Musk.
Dalam pernyataannya, Tesla menyampaikan pemegang saham juga menyetujui proposal pemindahan kantor resmi dari Delaware ke Texas.
Forum juga menyetujui pemilihan kembali dua anggota dewan, yakni Kimbal Musk, saudara laki-laki Musk, dan James Murdoch, putra dari raja media Rupert Murdoch.
Para pemegang saham Tesla memang meningkatkan tingkat kendali investor dengan mengesahkan proposal yang mendukung pengurangan masa jabatan dewan menjadi satu tahun.
Mereka juga menurunkan persyaratan pemungutan suara untuk proposal menjadi mayoritas sederhana, meski ada penolakan dari dewan terhadap keduanya.
"Jika saya tidak optimistis, pabrik ini tidak akan ada, dan pabrik ini tidak akan ada, tetapi pada akhirnya saya berhasil. Itu yang penting," ujar Elon Musk dalam pertemuan tersebut dikutip, Jumat (14/6/2024).
Meski paket gajinya sudah disetujui pemegang saham, namun Musk masih harus berjuang di jalur hukum untuk meyakinkan hakim Delaware yang sebelumnya membatalkan paket tersebut pada Januari lalu.
Elon Musk juga kemungkinan akan menghadapi tuntutan hukum baru atas persetujuan paket tersebut, yang akan menjadi terbesar dalam sejarah perusahaan Amerika Serikat.
Persetujuan pemegang saham atas kompensasi tersebut dinilai sebagai dukungan terhadap masa jabatan Musk dan pengakuan bahwa investor tidak ingin mengambil risiko terkait masa depan Tesla.
Pada Januari lalu, Musk mengancam akan membuat produk AI dan robotika di luar Tesla jika dia gagal mendapatkan kontrol suara yang cukup.
Dia mengalihkan fokus perusahaannya ke robotaxis, yang mengesampingkan mobil listrik yang lebih murah di pasar massal, sehingga menimbulkan kekhawatiran beberapa investor yang khawatir teknologi otonom akan sulit untuk disempurnakan.
artikel ini telah tayang di inews.id
Editor : Abriandi