BEIRUT, iNewsKutai.id - Alat komunikasi pager meledak massal di Lebanon pada Selasa (18/9/2024). Akibatnya, 11 orang dilaporkan tewas dan korban luka mencapai 4.000 orang.
Ledakan peralatan komunikasi anggota Hizbullah ini diduga akibat sabotase Israel. Kantor Berita Nasional (NNA) melaporkan, sebelum meledak, ratusan perangkat pager diretas terlebih dulu.
Perangkat yang meledak itu rata-rata berada di pinggiran Beirut atau Dahiyeh. Serangan serupa terjadi di Kota Ali Al Nahri dan Riyaq yang berada di lembah Beqaa.
Kementerian Luar Negeri Lebanon mengonfirmasi jika ledakan massal pager tersebut disebabkan serangan siber Israel. Portal berita Amerika, Axios bahkan menyebut jika operasi peledakan pager di Lebanon mendapat persetujuan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Anggota Hizbullah selama ini memang menggunakan pager sebagai alat komunikasi. Perangkat yang populer pada akhir 1990 hingga awal 2000-an itu dianggap sulit disadap dan dideteksi.
Namun, Media melaporkan jika pager digunakan oleh Hizbullah sebagai sistem komunikasi tertutup yang paling tidak rentan terhadap peretasan dan penyadapan.
Di sisi lain, Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abyad menyatakan jika jumlah korban luka akibat ledakan massal pager di Lebanon meningkat menjadi 4.000 orang.
"Jumlah korban luka berat meningkat menjadi 400 orang dan 11 orang tewas," katanya kepada lembaga penyiaran al-Jadeed, Selasa (17/9/2024).
Kantor PBB di Lebanon mengutuk serangan dengan modus peledakan pager massal tersebut. Koordinator Khusus untuk Lebanon Jeanine Hennis-Plasschaert menyatakan, banyak di antara korban luka yang kritis merupakan anak-anak.
Dia pun mengingatkan semua pihak yang berkepentingan bahwa warga sipil tidak boleh menjadi sasaran serangan apa pun.
artikel ini telah tayang di inews.id
Editor : Abriandi