get app
inews
Aa Text
Read Next : Kabar Gembira! Prabowo Subianto Teken PP Hapus Kredit Macet Petani, Nelayan dan UMKM

Prabowo Subianto Ancang-ancang Tambah Utang Pemerintah Rp775 Triliun Usai Dilantik Jadi Presiden

Jum'at, 27 September 2024 | 14:08 WIB
header img
Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana menambah utang pemerintah, tahun depan. (foto: dok inews)

BANTEN, iNewsKutai.id - Presiden terpilih Prabowo Subianto sudah ancang-ancang menambah utang pemerintah, tahun depan. Tidak main-main, nilai utang baru ditargetkan mencapai Rp775,9 triliun.

Angka utang ini melebih target pada 2024 sebesar Rp648,1 triliun. Utang tersebut nantinya bersumber dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).

Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, Riko Amir mengklaim, penarikan utang baru itu tidak akan membebani masyarakat.

"Utang kan yang membiayai bukan kita secara langsung, kan kelas menengah tidak diambil uangnya untuk bayar utang, tapi dari revenue yang dihasilkan dari produk domestik bruto kita," ungkap Riko dalam media gathering APBN 2025 di Anyer, Kamis (26/9/2024).

Riko memaparkan, utang baru sebesar Rp775 triliun bersumber dari penerbitan SBN Rp642,5 triliun, dan penarikan pinjaman Rp133 triliun.

Dia pun menyoroti fenomena yang menarik adalah pinjaman yang besar, baik dari pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri dibandingkan APBN 2024 secara neto.

Berdasarkan dokumen APBN, per akhir Agustus 2024, profil jatuh tempo utang pemerintah terhitung cukup aman dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo (average time maturity/ATM) di 7,95 tahun.

"Pengelolaan utang pemerintah yang disiplin turut menopang hasil assessment lembaga pemeringkat kredit terhadap sovereign rating Indonesia," ucap Kemenkeu.

Secara rinci, utang pemerintah didominasi oleh instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang kontribusinya sebesar 88,07 persen. Hingga akhir Agustus 2024, penerbitan SBN tercatat sebesar Rp7.452,56 triliun dan penerbitan ini juga terbagi menjadi SBN domestik dan SBN valuta asing (valas).

Dalam laporan tersebut, SBN Domestik tercatat sebanyak Rp6.063,41 triliun yang terbagi menjadi Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp4.845,68 triliun serta Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp1.217,73 triliun.

Sementara itu, SBN Valas yang tercatat adalah sebesar Rp1.389,14 triliun dengan rincian, SUN sebesar Rp1.025,14 triliun dan SBSN senilai Rp364 triliun.

Kemenkeu juga memaparkan, utang pemerintah tersebut ada kontribusi 11,93 persen dari utang pinjaman pemerintah hingga akhir Agustus 2024 yang sebesar Rp1.009,37 triliun. Pinjaman ini dirincikan dalam dua kategori yakni pinjaman dalam negeri sebanyak Rp39,63 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar Rp969,74 triliun.

Untuk pinjaman luar negeri, rinciannya yakni pinjaman bilateral sebesar Rp264,05 triliun, pinjaman multilateral Rp578,76 triliun, dan pinjaman komersial bank sebesar Rp126,94 triliun.

artikel ini telah tayang di inews.id

Editor : Abriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut