Nikahkan Pasangan Lesbian, Nyawa Imam Masjid Gay Berakhir Diberondong Tembakan

CAPE TOWN, iNewsKutai.id - Sepak terjang Muhsin Hendricks memberikan ruang kepada penyuka sesama jenis berakhir di ujung senapan dua orang tidak dikenal (OTK) di Kota Gqeberha, Afrika Selatan.
Pria yang dikenal sebagai imam masjid gay pertama di dunia itu tewas setelah mobil yang ditumpanginya diberondong tembakan pada Sabtu pagi waktu setempat.
"Dua pelaku keluar dari kendaraan dan mulai melepaskan beberapa tembakan ke kendaraan itu," kata polisi setempat dalam sebuah pernyataan, dilansir dari BBC, Senin (17/2/2025).
Dalam rekaman CCTV yang beredar, sebuah mobil berhenti dan menghalangi mobil yang ditumpanginya Seorang pelaku kemudian keluar dari mobil dengan senapan.
Pelaku kemudian menuju mobil Muhsin Hendricks dan menembak imam gay itu berulang kali yang duduk di kursi penumpang. Akibatnya, Muhsin tewas di tempat.
Sebelum kejadian penembakan, Muhsin Hendricks sempati menikahkan pasangan lesbian di masjid.
Yayasan Al-Ghurbaah milik Hendricks, yang mengelola Masjid Masjidul Ghurbaah di pinggiran kota Wynberg, Cape Town, mengonfirmasi jika pemimpinnya tewas dalam serangan, pada Sabtu pagi.
Ketua Dewan Yayasan, Abdulmugheeth Petersen, mengimbau agar para pengikutnya bersabar. Dia menekankan untuk melindungi keluarga Hendricks pascapenembakan itu.
Muhsin Hendricks selama ini mengelola sebuah masjid di Cape Town yang menjadi tempat berlindung bagi kaum gay dan Muslim terpinggirkan lainnya.
Dia terang-terangan mengaku sebagai gay pada tahun 1996 dan mengejutkan komunitas Muslim di Cape Town dan di tempat lain. Muhsin Hendricks kemudian mendirikan The Inner Circle, organisasi yang menyediakan dukungan dan ruang aman bagi Muslim queer yang ingin mendamaikan iman dan seksualitas mereka.
Untuk menguatkan posisinya, dia kemudian mendirikan masjid Masjidul Ghurbaah yang inklusif.
Editor : Abriandi