get app
inews
Aa Text
Read Next : Perbaiki Mesin Pompa Air, Lansia di Muara Jawa Tewas Tersengat Listrik

Lansia Rawan Masalah Kesehatan Mental, Pendekatan Spiritualitas Jadi Solusi

Sabtu, 12 April 2025 | 22:08 WIB
header img
Kesehatan mental menjadi masalah umum pada lansia yang membutuhkan penanganan serius. (foto: ilustrasi/ist)

SAMARINDA, iNewsKutai.id - Kesehatan mental menjadi masalah seiring dengan meningkatnya jumlah lanjut usia (lansia) secara global. Lansia rentan mengalami berbagai masalah psikologis seperti depresi, kecemasan, kesepian, dan penurunan kognitif. 

World Health Organization (2021) melaporkan, lebih dari 20% lansia di seluruh dunia mengalami gangguan mental atau neurologis, dengan depresi sebagai gangguan paling umum.

Isolasi sosial, kehilangan pasangan hidup, penyakit kronis, dan ketergantungan fisik menjadi faktor pemicu utama gangguan kesehatan mental pada lansia. Pandemi Covid-19 juga memperburuk kondisi ini, karena pembatasan sosial yang menyebabkan meningkatnya perasaan kesepian dan keterasingan di kalangan lansia.

Kesehatan mental lansia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor biologis dan psikososial, namun juga oleh faktor spiritual. Lansia sering kali mulai mempertanyakan makna hidup dan kematian.

Dimensi spiritual menjadi sangat penting sebagai sumber kekuatan psikologis dalam menghadapi perubahan hidup yang signifikan.

Spiritualitas adalah aspek yang melibatkan pencarian makna, tujuan, dan hubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri. Bagi banyak lansia, praktik spiritual seperti doa, meditasi, atau keterlibatan dalam komunitas keagamaan memberikan ketenangan batin dan penguatan emosi. 

Penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan spiritual berkaitan dengan penurunan gejala depresi dan peningkatan kualitas hidup.

Penelitian oleh Wang et al pada 2021 menunjukkan bahwa spiritual well-being memiliki hubungan signifikan dengan kesehatan mental lansia, terutama dalam mengurangi kecemasan eksistensial dan meningkatkan rasa damai dalam menghadapi kematian. 

Spiritualitas dapat menjadi mekanisme koping positif yang membantu lansia dalam menavigasi krisis hidup secara lebih resilien.

Dalam praktik klinis, pendekatan berbasis spiritual mulai banyak digunakan dalam intervensi keperawatan geriatrik. Misalnya, terapi spiritual reminiscence (TSR) yang terbukti efektif dalam menurunkan gejala depresi dan kecemasan pada lansia dengan demensia. 

TSR mengajak lansia untuk mengenang kembali pengalaman hidup mereka dengan pendekatan yang mengintegrasikan nilai spiritual.

Peran perawat dan tenaga kesehatan dalam mendukung kebutuhan spiritual lansia sangat penting. Kebutuhan ini bisa diidentifikasi melalui asesmen spiritual, serta melalui dialog yang menghargai nilai, keyakinan, dan tujuan hidup lansia.

Sayangnya, masih banyak tenaga kesehatan yang merasa tidak memiliki kompetensi atau pelatihan dalam memberikan perawatan spiritual secara profesional.

Dukungan keluarga juga menjadi faktor penting dalam menjaga kesehatan mental lansia. Keluarga yang memahami nilai-nilai spiritual lansia dan mendampingi mereka dalam aktivitas religius atau reflektif dapat memberikan rasa aman dan meningkatkan harga diri. 

Ini terbukti dalam studi oleh Chen et al. (2020) yang menyoroti hubungan antara keterlibatan spiritual keluarga dan penurunan gejala depresi lansia.

Integrasi spiritualitas ke dalam pelayanan kesehatan jiwa lansia harus dilakukan secara etis, dengan mempertimbangkan keberagaman budaya dan kepercayaan. 

Pendekatan ini tidak bersifat memaksakan nilai agama tertentu, tetapi lebih pada membantu lansia menemukan makna dan harapan dalam kehidupannya. Dengan cara ini, spiritualitas menjadi intervensi yang inklusif dan personal.

Kesimpulannya, spiritualitas memiliki kontribusi besar dalam memperbaiki kesehatan mental lansia. Melalui pemenuhan kebutuhan spiritual, lansia dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih tenang dan bermakna. 

Karena itu, penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk mengintegrasikan aspek spiritual dalam praktik pelayanan holistik demi meningkatkan kesejahteraan psikologis lansia.

Penulis : Arief Budiman

(Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur)

Editor : Abriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut