Tata Cara Puasa Arafah 2025 Lengkap: Niat, Doa, dan Keutamaannya

JAKARTA, iNewsKutai.id – Menjelang Hari Raya Idul Adha, umat Islam dianjurkan melaksanakan puasa Arafah. Ibadah sunnah ini memiliki keutamaan luar biasa, terutama bagi Muslim yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.
Agar pelaksanaannya lebih khusyuk dan sesuai tuntunan, penting untuk memahami tata cara puasa Arafah secara menyeluruh.
Pada tahun 2025, puasa Arafah jatuh pada hari Kamis, 5 Juni 2025, bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah 1446 H. Penetapan ini merujuk pada hasil sidang isbat Kementerian Agama RI yang digelar pada Selasa, 27 Mei 2025, yang menetapkan Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025.
Puasa Arafah memiliki landasan kuat dalam ajaran Islam. Rasulullah bersabda:
"Puasa hari Arafah, saya berharap kepada Allah agar dijadikan sebagai penebus dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya"
(HR. Muslim, dari Abu Qatadah radhiallahu ‘anhu)
Dalam hadits lain, Nabi Muhammad bersabda:
"Tidak ada hari yang lebih banyak Allah membebaskan hamba dari api neraka dibanding hari Arafah."
(HR. Muslim)
Puasa Arafah menjadi salah satu ibadah istimewa yang dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Bahkan, amal pada hari-hari tersebut lebih utama dibanding jihad, sebagaimana hadits riwayat Imam Bukhari:
“Tiada suatu hari pun yang amal saleh lebih dicintai Allah daripada sepuluh hari pertama Dzulhijjah...”
Berikut langkah-langkah dan amalan penting dalam menjalankan puasa Arafah:
1. Membaca Niat Puasa Arafah
Niat sebaiknya dibaca pada malam hari sebelum fajar, namun boleh juga dibaca di pagi hari jika lupa.
Lafal Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma Arafah sunnatan lillahi ta’ala)
Artinya:
“Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah Ta’ala.”
2. Makan Sahur
Makan sahur termasuk sunnah yang dianjurkan dan penuh berkah. Imam Ibn Hajar Al-Asqalani menjelaskan bahwa keberkahan sahur terletak pada:
- Meneladani Rasulullah
- Membedakan puasa umat Islam dari Ahlul Kitab
- Memberi kekuatan fisik selama berpuasa
3. Menahan Diri dari Hal yang Membatalkan Puasa
Selama berpuasa, seseorang harus menahan diri dari makan, minum, berhubungan suami istri, serta perbuatan yang membatalkan atau mengurangi pahala puasa, seperti bergosip, berbohong, atau marah.
Editor : Abriandi