TAIPEI, iNewsKutai.id - Situasi Ukraina menjadi pelajaran penting bagi Taiwan yang saat ini tengah berseteru dengan China. Meningkatnya ancaman Beijing membuat Taipei melakukan antisipasi dini menghadapi serangan yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Salah satunya adalah dengan melatih warga sipil jika terjadi peperangan. Militer Taiwan membagikan buku pegangan tentang cara menemukan tempat perlindungan jika terjadi serangan bom melalui aplikasi smartphone serta mendapatkan persediaan air dan makanan dan tips untuk menyiapkan kotak P3K darurat.
Militer Taiwan juga membekali warganya dengan cara-cara meningkatkan kesiapsiagaan terutama untuk memahami berbagai jenis suara sirine, seperti serangan udara dan cara berlindung dari rudal.
"(Kami) Memberikan informasi tentang apa yang harus dilakukan warga dalam krisis militer dan kemungkinan bencana yang akan datang," kata Liu Tai Yi, pejabat dari unit Mobilisasi Pertahanan Kementerian Pertahanan, dikutip dari Reuters.
Dia menambahkan buku pegangan yang isinya merujuk kepada panduan serupa yang dikeluarkan Swedia dan Jepang itu akan diperbarui lebih lanjut dengan informasi-informasi bersifat lokal, seperti lokasi-lokasi penampungan, rumah sakit, dan toko yang menyediakan kebutuhan sehari-hari. Buku dibuat dengan menarik yakni menggunakan komik dan gambar.
China meningkatkan tekanan dengan mengerahkan pesawat-pesawat tempur, termasuk pengebom ke wilayah Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taiwan. Selain itu China juga meningkatkan aktivitas militer di wilayah dekat Taiwan sejak 2 tahun terakhir.
Presiden Xi Jinping juga pernah menegaskan, Taiwan harus kembali ke pangkuan China meskipun menggunakan kekuatan militer. Taiwan sejauh ini belum melaporkan tanda-tanda invasi sebagaimana direncanakan China, namun telah meningkatkan kesiapsiagaan sejak awal perang di Ukraina.
Presiden Tsai Ing Wen berulang kali bersumpah untuk mempertahankan wilayahnya serta menggencarkan program modernisasi militer agar pasukannya memiliki kekuatan mempertahankan kedaulatan wilayah.
Editor : Abriandi