JAKARTA, iNewsKutai.id – Utang menjadi salah satu cara mengatur keuangan negara. Karena itu, sangat sedikit pemerintah yang tidak memiliki utang meskipun memiliki perekonomian yang sangat baik.
Namun, tidak sedikit negara yang justru terlilit utang. Sikap pemerintah yang doyan berutang terutama untuk pembangunan tanpa mempertimbangkan potensi pendapatan akhir menjadi boomerang.
Kegagalan mengelola utang akhirnya membuat negara bangkrut. Berikut enam negara yang bangkrut karena terlilit utang kepada negara maupun lembaga donor:
1. Venezuela
Kebangkrutan dialami Venezuela pada 2017 lalu ketika pemerintah tidak mampu membayar seluruh utangnya kepada China dan Rusia. Pemerintah dan perusahaan minyak negara ini akhirnya memutuskan untuk meminta restrukturisasi terhadap pembayaran utang.
Sementara itu, perusahaan minyak negara telah membayar utang sebesar USD1,1 miliar atau Rp1584 triliun. Nominal ini adalah angka yang cukup besar bagi sebuah negara yang hanya memiliki dana sebesar USD10 miliar di bank mereka.
2. Sri Lanka
Salah satu negara yang aktif memberikan pinjaman kepada Sri Lanka adalah China. Dana tersebut digunakan untuk membangun infrastruktur seperti bandara dan pelabuhan.
Namun, pinjaman tersebut berbuah petaka setelah Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya. Pada 12 April 2022, pemerintah Sri Lanka mengumumkan gagal bayar utang senilai USD51 miliar atau setara dengan Rp732 trilliun yang dipinjam dari luar negeri.
Krisis yang terjadi di Sri Lanka ini berlangsung sejak akhir Maret 2022 kemarin. Setelah menyatakan bangkrut, pemerintah mendesak warganya yang berada di luar negeri untuk mengirimkan uang demi membantu membeli kebutuhan pokok dan bahan bakar.
3. Zimbabwe
Zimbabwe terlilit utang hingga USD4,5 miliar atau Rp64,8 triliun pada 2008. Tingkat pengangguran di negara ini juga melonjak hingga 80 persen. Kondisi ini diperparah dengan keengganan warganya membayar pajak dan bertransaksi di bank. Mereka memilih melakukan barter dan tak lagi menggunakan mata uang nasional sebagai alat transaksi jual beli .
4. Ekuador
Ekuador menolak melakukan pembayaran utang kepada Amerika Serikat sebesar USD10 miliar atau Rp144 triliun pada 2008 lalu. Alasannya, pinjaman tersebut tidak bermoral. Pemerintah berkuasa menganggap bahwa utang tersebut adalah hasil dari pemerintah sebelumnya yang korup sehingga mereka enggan membayarnya.
5. Yunani
Yunani mengalami gagal bayar utang senilai USD22 miliar kepada IMF dan secara resmi menyatakan bangkrut sejak tahun 2015 lalu. Total utang negara ini tercatat berjumlah USD360 miliar atau setara Rp5.255 triliun (Rp 14.593 per USD). Kondisi ekonomi Yunani menjadi kacau balau. Perbankan kehabisan uang dan gelandangan di Yunani semakin banyak. Negara ini mendapat talangan dana dari IMF namun harus melakukan penghematan ketat selama bertahun-tahun.
6. Argentina
Argentina bangkrut setelah dinyatakan gagal bayar (default) karena tidak bisa melunasi utang ke kreditur. Kebijakan Pemerintah Argentina yang mematok USD1 sama dengan 1 peso Argentina dinilai menjadi penyebabnya. Tidak akuratnya nilai mata uang Argentina dengan dolar Amerika Serikat membuat masyarakat panik dan menarik uang merek di bank. Negara ini pun harus mengumpulkan seluruh kreditur dan me-restrukturisasi utang yang mencapai USD100 atau Rp1.440 triliun pada tahun 2005 dan 2010. iNews Kutai
Editor : Abriandi