Pohon Eukaliptus dan Akasia Dominasi IKN Nusantara, Ibu Kota Baru Akan Dihijaukan Jadi Hutan Tropis

Iqbal Dwi Purnama
Tanaman eukaliptus dan akasia mendominasi lahan di IKN Nusantara. (foto: antara)

JAKARTA, iNewsKutai.id - Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan menghijaukan 260.000 hektare (ha) lahan ibu kota baru menjadi hutan tropis. Saat ini, lahan IKN didominasi pohon eukaliptus dan akasia yang notabene tanaman industri.

Sekadar diketahui, lahan IKN Nusantara berada di dalam kawasan yang dikelola PT ITCI Hutani Manunggal. Perusahaan yang menyuplai bahan baku kertas itu menguasai lahan dari Senoni Kutai Kartanegara hingga Sepaku, Penajam Paser Utara.

Agar memenuhi konsep forest city, otomatis penghijauan menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan IKN Nusantara. Ketua Bidang Koordinasi Transformasi Teknologi dan Inovasi Tim Transisi Pendukung Persiapan, Pembangunan, dan Pemindahan Ibu Kota Negara Mohammed Ali Berawi mengatakan, 70 persen lahan akan disulap menjadi hutan tropis. 

"Dari 260.000 hektare yang luasannya 4 kali lipat dibandingkan Jakarta, sekitar 70 persen area dilestarikan sebagai hutan tropis," kata  dalam keterangannya, Rabu (22/6/2022). 

Hal itu memungkinkan IKN Nusantara menjadi kota karbon netral bahkan karbon negatif karena bisa lebih banyak menyerap karbondioksida daripada yang dihasilkan. Ali menjelaskan, hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan visi IKN Nusantara sebagai kota hijau dan inklusif sehingga bisa menciptakan kota yang berkelanjutan dan layak huni. 

"Kita berharap bisa menghasilkan kota yang smart, berkelanjutan, dan tangguh. Ibu Kota Nusantara (IKN) akan mengembangkan teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan mutu kehidupan," ujarnya. 

Ali menuturkan, teknologi smart city merupakan sarana untuk mewujudkan kota yang layak huni dan memiliki kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik. Sebab menurutnya, teknologi menjadi unsur penting demi meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. 

"Ibu kota baru terbuka bagi semua orang, investasi, manufaktur, periset, pendukung untuk membangun ekosistem smart city yang inklusif dan berkelanjutan,” ucap Ali. 

Sementara mantan master planner Kota Sejong, Korea Selatan Kun Hyuck Ahn memberikan apresiasi pada rencana pembangunan IKN. Menurutnya, membangun kota baru membutuhkan waktu lama, lebih lama dari pembangunan perumahan biasa.  "Jadi jangan terburu-buru untuk memulai konstruksi,” kata dia. 

Editor : Abriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network