Sekadar diketahui, pada 2020 kuota BBM Kaltim untuk premium sebanyak 285,853 kiloliter (KL) dan solar subsidi 206,858 KL. Semetara pada 2021, kuota premium sebanyak 322,246 KL dan solar subsidi 257,500 KL.
Dia menambahkan, kuota BBM Kaltim sebelumnya dipangkas pada 2016 -2017 karena saat itu pertumbuhan ekonomi Kaltim sempat minus. Penyebab utama krisis adalah anjloknya harga batubara yang berdampak pada perekonomian Kaltim secara keseluruhan.
Menurut dia, saat ekonomi pulih pada 2018 lalu, seharusnya kuota BBM dikembalikan seperti semula. Tapi faktanya, tidak ada penambahan sehingga antrian truk di SPBU kerap mengular bahkan hingga bermalam untuk mendapatkan solar.
"Di Kaltim ini bayak kendaraan dari Jawa dan Sulawesi yang mengangkut bahan pokok dan mereka membutuhkan BBM. Otomatis kuota yang seharusnya untuk Kaltim juga digunakan," katanya.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait