SAMARINDA, iNewsKutai.id – Kasus penganiayaan di pondok pesantren kembali terjadi di Kota Samarinda. Seorang santri berinisial AR (13) tewas dianiaya senior berinisial, AF (20).
Korban dianiaya saat sedang makan malam bersama rekan-rekannya di mess pondok pesantren Samarinda Utara, Sabtu (18/2/2023) lalu. Penganiayaan berujung maut itu dipicu lantaran pelaku menuduh korban mencuri uangnya sebesar Rp200.000.
"Pelaku sudah ditahan sejak Senin (20/2/2023) lalu. Pelaku langsung diantarkan langsung oleh pihak pondok pesantren ke Polsek Sungai Pinang," kata Kapolsek Sungai Pinang, AKP Noordhianto dikutip dari iNews, Kamis (23/2/2023).
AKP Noordhianto menjelaskan, penganiayaan berawal ketika AF kehilangan uang Rp200.000 yang disimpan di lemari. Dia mencurigai AR yang mengambil uangnya dan mendatangi korban yang sedang makan bersama dengan rekan-rekannya di dalam asrama pondok pesantren.
Pelaku langsung menanyakan perihal uang miliknya dan disangkal korban.
"Korban menyangkal tuduhan itu saat didatangi korban sedang duduk bersama rekan sejawatnya," ucapnya.
Tak terima dengan jawaban korban, pelaku langsung emosi dan menghajar korban berkali-kali, hingga korban jatuh ke lantai asrama. Dari keterangan saksi, pelaku dipukuli kemudian ditendang hingga lemas.
Akibat penganiayaan tersebut, korban jatuh ta sadarkan diri. Dia kemudian dilarikan ke klinik dan dirujuk ke RSUD AW Syahrani. Namun, nyawanya tidak bisa diselamatkan dan dinyatakan meninggal sebelum tiba di RS.
"Korban meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju rumah sakit. Saat ini kami masih menunggu keterangan dari pihak rumah sakit dulu," pungkasnya.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait