JAKARTA, iNewsKutai.id - Edy Mulyadi tidak sendiri dalam kasus dugaan penghinaan dengan menyebut Kalimantan sebagai tempat jin buang anak. Azam Khan yang berprofesi sebagai pengacara juga diduga terlibat karena menyebut hanya monyet yang mau tinggal di lokasi Ibu Kota Negara (IKN).
Celotehannya saat menanggapi pernyataan Edy Mulyadi ini yang kemudian membuatnya terseret. Di media sosial, tanda pagar (tagar) #TangkapAzamKhan menjadi trending topic Twitter. Dalam pembahasan netizen, mereka meminta Azam Khan ikut diadili.
Azam diketahui merupakan advokat dan aktivis. Dia sempat beberapa kali menjadi kuasa hukum Front Pembela Islam (FPI). Warga yang merasa Azam juga perlu diadili pun meminta Divisi Humas Polri mengusutnya.
"Mohon kpd @DivHumas_Polri @ListyoSigitP utk segera menangkap Edy Mulyadi & AzamKhan," tulis akun @GP24P
Mereka pun berharap agar polisi bergerak cepat agar kasus ini tidak terlalu panjang berkembang di masyarakat.
"Msh ditunggu keberanian Kapolri utk #TangkapEdyKadrun dan #TangkapAzamKhan . jgn kegaduhan yg mrk buat mlh makin panjang pak @ListyoSigitP. Hentikan biang kegaduhan dgn menangkap mrk berdua," ucap akun @Gladislagiwoy.
Sebelumnya, Video diduga Edy Mulyadi menghina warga Kalimantan dengan menyebut sebagai wilayah tempat jin buang anak viral di media sosial. Rekaman tersebut diduga merupakan potongan penolakan ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur.
Dalam video itu lihatkan pria diduga Edy Mulyadi sedang berbicara diapit tiga rekannya. Sementara ada empat orang lainnya tengah berdiri di belakang. "Bisa memahami gak, ini ada sebuah tempat elit punya sendiri yag harganya mahal punya gedung sendiri lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak," ujar pria dalam video itu.
"Pasarnya siapa? Kalau pasarnya kuntilanak, genderuwo, ngapain membangun di sana," ujarnya lagi.
Dia kemudian menanyakan lokasi tempat tinggal kepada rekannya yang berada di sebelah kiri. Setelah menjawab tinggal di Gunung Sahari, pria itu kembali menyatakan tidak ada warga Jakarta yang mau tinggal di Penajam Paser Utara yang menjadi lokasi ibu kota baru.
"Mana mau pindah di Kalimantan Penajam Paser Utara beli rumah sana, mana mau?," katanya. "Hanya monyet, nda mau saya," kata rekannya yang diketahui merupakan Azam Khan.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait