JAKARTA, iNewsKutai.id- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ternyata tidak menerima undangan dari Kementerian Agama (Kemenag) untuk menghadiri sidang isbat penentuan 1 Ramadan yang digelar Jumat (1/4/2022) lalu.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti dalam keterangan resminya Minggu (3/4/2022). Dia menyatakan tidak menerima surat dari Kementerian Agama kepada PP Muhammadiyah, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah untuk menghadiri sidang isbat.
"Prosedur di Muhammadiyah, semua yang mewakili organisasi di forum resmi harus membawa surat tugas resmi dari PP Muhammadiyah/Majelis sesuai surat undangan. Tapi memang tidak ada undangan sehingga tidak ada surat tugas," jelasnya.
Sebelumnya, Muhammadiyah telah menetapkan jika 1 Ramadan jatuh pada Sabtu (2/4/2022) sesuai perhitungan hisab atau astronomi. Hal itu berbeda dengan penetapan pemerintah yang menggunakan metode rukiyatul hilal.
Terkait keikutsertaan KH Sriyatin Siddiq yang diklaim Kemenag sebagai perwakilan Muhammadiyah, Abdul Mu'ti menyatakan jika itu tidak mewakili dan tidak merupakan representasi resmi PP Muhammadiyah lantaran tidak membawa surat tugas resmi.
Mu'ti menjelaskan, dirinya mendapatkan informasi bahwa surat Kemenag ditujukan kepada Kepala Pengadilan Agama Palangkaraya, Kalimantan Tengah tertanggal 21 Maret 2022 yang isinya agar menugaskan Dr Sriyatin untuk menghadiri Sidang Isbat pada Jumat (1/4/2022).
"Jadi kehadiran beliau dalam Sidang Isbat tidak mewakili PP Muhammadiyah," tandas Abdul Mu'ti.
Kemenag sebelumnya membantah pihaknya tidak mengundang Muhammadiyah dalam Sidang Isbat penentuan awal Ramadaan 1443 H/2022 M.
"KH Abd Salam Nawawi, MA dari Lembaga Falakiyah NU dan Dr KH Sriyatin Siddiq, MA dari Majelis Tarjih Muhammadiyah mengikuti secara daring. Sedang KH Syarif Ahmad Hakim dari Persis mengikuti secara luring di Auditorium HM Rasjidi Kemenag," kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais-Binsyar) Adib dalam keterangan resminya, Sabtu (2/4/2022).
Sidang Isbat dipimpin oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Abdullah Jaidi yang juga hadir mengikuti sidang isbat mengatakan, setelah mendengarkan laporan terkait hasil hisab dan rukyatul hilal, Menag lalu meminta masukan dari perwakilan ormas.
Tiga perwakilan ormas yang memberikan pertimbangan, yaitu KH Abd Salam Nawawi, MA (Lajnah Falakiyah NU), Dr KH Sriyatin Siddiq, MA (Majelis Tarjih Muhammadiyah), dan KH Syarif Ahmad Hakim (Persis). Sidang Isbat akhirnya menyepakati awal Ramadhan 1443 H bertepatan dengan 3 April 2022.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait