Hasil pemeriksaan laboratorium diperkirakan akan keluar pada Januari mendatang. Danielle menambahkan, pihaknya belum dapat memastikan jumlah terkini populasi Pesut Mahakam karena dalam satu tahun terakhir terdapat kelahiran dan kematian individu di beberapa titik habitat.
Data pemantauan terbaru dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur dan Yayasan RASI pada Oktober lalu mencatat sekitar 62 ekor Pesut Mahakam yang masih bertahan di habitat alaminya. Namun, angka tersebut bersifat fluktuatif.
Kematian Upin menjadi pengingat rapuhnya keberlangsungan hidup mamalia air tawar ini. Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) selama ini dianggap sebagai simbol ekosistem Sungai Mahakam cermin hubungan manusia dan alam yang semakin tertekan oleh aktivitas perikanan, lalu lintas sungai, dan degradasi lingkungan.
Bagi masyarakat Muara Wis, kehilangan Upin bukan sekadar kehilangan seekor hewan, melainkan kehilangan bagian dari identitas sungai yang telah lama menjadi sumber kehidupan mereka.
Editor : Dzulfikar
Artikel Terkait
