SAMARINDA, iNewsKutai.id - Kenaikan harga bahan pokok diprediksi akan menjadi tantangan baru usai pandemi Covid-19. Alasannya, dalam dua tahun terakhir produksi cenderung stagnan. Selain itu, situasi global dunia turut mempengaruhi harga bahan baku.
Gubernur Kaltim Isran Noor menyatakan, potensi kenaikan harga bahan pokok ini tidak hanya terjadi di Benua Etam namun di seluruh Indonesia bahkan dunia. Menurut Isran, dua tahun pandemi berlangsung, aktivitas masyarakat dibatasi. Covid-19 menyebabkan permintaan menurun, sehingga produksi juga ikut turun.
Sebaliknya, ketika Covid-19 semakin melandai dan mengarah pada aktivitas kehidupan normal, maka permintaan melonjak drastis. Di sisi lain, produksi belum sepenuhnya siap.
"Dua tahun kita alami stagnasi karena Covid-19. Saat ini semua mengalami masalah baru. Apa itu? Meningkatnya harga bahan-bahan pokok," katanya saat memberi arahan dalam Musrenbang Pemprov Kaltim di Pendopo Odah Etam, Rabu (20/4/2022).
Dia mencontohkan minyak goreng yang sempat langka akibat tingginya permintaan di dalam negeri dan pasar ekspor. "Ini tantangan yang harus kita hadapi bersama dari masalah global ini. Ditambah lagi dampak perang Rusia-Ukraina," imbuh Gubernur.
Isran menyebut, jika antisipasi tidak dilakukan dengan baik, maka risiko buruk pasti akan dihadapi oleh masyarakat.
"Sudah mahal, barangnya tidak ada. Tapi sekarang sudah ada. Mudah-mudahan tidak terjadi hal yang lebih parah menjelang lebaran ini. Jangan panik dan berbelanjalah dengan bijak," harap Gubernur.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait