AMSTERDAM, iNewsKutai.id - Nasib tragis dialami pemain naturalisasi Indonesia Jhonny van Beukering. Karir sepak bolanya gagal bersinar dan kini menghabiskan masa pensiun sebagai sekuriti klub striptis di De Nacht, Tilburg, Belanda.
Pekerjaan itu dilakoninya sejak pensiun pada 2019 lalu. Selain sebagai penjaga pintu klub striptis, dia bekerja serabutan mulai dari pelatih klub lokal, konsultan kesehatan mental, dan instruktur pusat kebugaran hingga penjaga pintu di klub striptis di De Nacht, Tilburg, ketika akhir pekan.
"Jadikan ini sebagai peringatan untuk pesepakbola lainnya yang berencana untuk memulai petualangan asing di negara spesial, pikirkan uangmu, dan ketahui apa yang Anda hadapi, jangan kaget," katanya dengan nada sesal kepada Algemeen Dagblad.
Van Beukering merupakan salah satu pemain dari proyek naturalisasi ketika PSSI tengah gencar mencari pemain keturunan untuk memperkuat timnas Indonesia. Van Beukering masuk dalam proyek tersebut dan dinaturalisasi jelang bergulirnya Piala AFF 2012 dengan harapan membantu Indonesia menjadi juara.
Sayangnya, pemain berdarah Belanda-Indonesia itu hanya tampil dua kali untuk Timnas Indonesia. Sebab, Skuad Garuda gagal lolos dari fase grup. Van Beukering sempat bermain di Pelita Bandung Raya. Akan tetapi, Van Beukering akhirnya kembali ke Belanda.
Pada Januari 2014, Van Beukering tersandung kasus kriminal karena polisi menemukan 600 pohon ganja tertanam di salah satu rumahnya di Arnhem. Van Beukering membantah kalau ia yang menanam tumbuhan tersebut.
Setelah pensiun pada 2019, nama Van Beukering makin tengelam. Ternyata, beberapa tahun terakhir ini, dia pun mengalami kesulitan secara finansial.
"Saya berubah dari surga menjadi neraka. Orang-orang tidak tahu betapa dalam saya terjatuh. Saya kehilangan segalanya, benar-benar segalanya. Kami harus hidup dengan keluarga dengan penghasilan 50 euro per pekan," ujar Van Beukering.
"Saya berdiri di depan gereja atau masjid memberikan paket makanan dari Bank Makanan. Paket makanan yang sebenarnya dibutuhkan keluarga dan saya sendiri karena kami tidak memiliki apa-apa di rumah," ujarnya.
"Pekerjaan (penjaga pintu di klub striptis) yang menyenangkan, bisa melihat wanita berjam-jam, siapa yang tidak menginginkannya, sejauh ini, ini adalah klub terbaik dalam karier saya," pungkasnya.
Editor : Abriandi