MOSKOW, iNewsKutai.id - Operasi intelijen Ukraina untuk membajak pesawat tempur Rusia terungkap. Agen Kiev menawarkan uang 1 juta dolar AS atau setara Rp15 miliar bagi pilot yang membelot dan membawa jet tempurnya ke Ukraina.
Tidak hanya pesawat tempur, Ukraina juga mengincar pesawat pengebom canggih Tu-22M3. Agen-agen intelijen Kiev juga menawarkan hal serupa untuk peralatan militer seperti tank dan helikopter.
Namun, upaya intelijen Ukraina itu lantaran terendus Badan Keamanan Federal (FSB) Rusia. Badan intelijen Rusia itu mendapatkan informasi terkait pendekatan yang dilakukan mata-mata Ukraina kepada para pilot agar membelot.
Dalam keterangannya, FSB menyebut, intelijen Ukraina tidak hanya menawarkan uang namun juga kewarganegaraan negara-negara anggota Uni Eropa. Tidak hanya itu, operasi khusus ini rupanya disupervisi oleh intelijen negara-negara anggota NATO.
Dalam rekaman video yang dirilis FSB pada Senin (25/7/2022) menampilkan potongan percakapan telepon antara seorang staf Kepala Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina dan pilot Rusia yang direkrut untuk misi tersebut.
“Kami menjelaskan kepada Anda bahwa target kami adalah sebuah pesawat. Dan Anda memahami ini dengan sangat baik. Kami siap untuk membayarnya,” demikian bunyi perintah staf badan intelijen Ukraina itu kepada sang pilot, seperti dikutip kembali kantor berita Sputnik.
“Di situs web Verkhovna Rada dikatakan bahwa kami membayar secara resmi 1 juta (dolar AS) untuk tugas semacam itu. Nah, kami dapat mencapai kesepakatan dengan Anda dan di atas itu kami akan membayar 1 juta lagi, saya jamin,” kata pegawai intelijen Ukraina itu lagi dalam korespondensi online dengan pilot Rusia tersebut.
Namun janji hadiah besar itu tak berhasil membuat pilot Rusia membelot. Dinas keamanan Ukraina sengaja menargetkan prajurit Rusia, khususnya pilot, dengan mengubungi mereka secara pribadi.
Seorang sumber di FSB mengatakan, para agen Ukraina melacak dan mengidentifikasi pilot Rusia melalui jejak digital yang ditinggalkan secara online. Menurut sumber tersebut, Ukraina secara spesifik mengincar pesawat pengebom Sukhoi Su-34 dan pesawat strategis Tu-22M3 Rusia.
Sementara itu seorang pilot Su-34 Rusia yang juga dihubungi agen Ukraina mengatakan, awalnya dia enggan berbicara dengan mata-mata Ukraina. Dia sempat menduga janji 1 juta dolar AS untuk bisa membawa jet tempur dan membelot ke Ukraina hanya lelucon. Setelah menyadari lawan bicaranya serius, dia melaporkan apa yang dialaminya ke intelijen Rusia, yang kemudian memantau percakapan berikutnya.
“Awalnya, tentu saja saya menganggapnya sebagai lelucon, tapi setelah beberapa saat bicara, jelas saya berurusan dengan utusan dinas intelijen Ukraina serta mitra Barat,” kata pilot tersebut, kepada RT.
Dia mengaku dijanjikan paspor negara-negara Eropa serta kehidupan yang sejahtera di luar negeri jika mau bergabung. Untuk membuktikan bahwa pilot Rusia benar-benar mau membajak serta memiliki akses ke jet tempur tertentu, intelijen Ukraina meminta bukti video. Pilot dibayar antara 4.000 dan 7.000 dolar untuk setiap video menunjukkan mereka masuk pesawat sambil memegang kertas dengan nomor tertentu.
Editor : Abriandi