MOSKOW, iNewsKutai.id - Rusia menjadikan perang Ukraina sebagai ajang uji coba sejumlah persenjataan canggih. Selain rudal mutakhir, Moskow juga menerjunkan jet tempur siluman terbaru, Su-57.
Jet tempur generasi kelima itu pertama kali dioperasikan Angkatan Udara Rusia pada 2020 lalu. Pesawat canggih tersebut diklaim bahkan mampu menghancurkan sistem pertahanan udara Ukraina.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengakui jika pihaknya memperluas penggunaan jet tempur Su-57 dalam konflik dengan Ukraina. Shoigu mengklaim jika uji coba pesawat tersebut sukses besar.
"Memiliki tingkat perlindungan sangat tinggi terhadap berbmemgakigai sistem pertahanan udara, memiliki perlindungan terhadap rudal. Ada banyak hal, yang terpenting, dia juga memiliki senjata yang sangat kuat," kata Shoigu, dalam wawancara dengan stasiun televisi Russia 1, Minggu kemarin, seperti dilaporkan kembali RT.
“Kami juga sudah menguji senjata-senjata tersebut, menguji cobanya, mereka bekerja dengan sempurna,” katanya, menambahkan.
Kantor berita TASS pada 9 Juni lalu melaporkan, empat jet tempur Su-57 membentuk formasi dan menghancurkan sistem pertahanan udara Ukraina.
Tayangan video yang menjadi viral menunjukkan, jet tempur yang memiliki tampilan seperti Su-57, terbang di atas wilayah Zhytomyr, Ukraina.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama, Shoigu juga memastikan penggunaan rudal hipersonik Kinzhal di Ukraina. Rudal berkecepatan 12 Mach atau 14.800 km per jam itu digunakan tiga kali sejak Maret atau sebulan setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi militer.
Rudal itu menghancurkan fasilitas militer Ukraina, termasuk gudang senjata di dekat Kota Ivano-Frankovsk pada Maret lalu. Kuat dugaan itu kali pertama senjata hipersonik digunakan dalam pertempuran.
Kinzhal merupakan satu dari beberapa rudal hipersonik yang digunakan dan dikembangkan Rusia, di samping glider Avangard yang dipasang pada ICBM berbasis silo serta Zirkon yang segera digunakan Angkatan Laut (AL).
Editor : Abriandi