JAKARTA, iNewsKutai.id – Tidak mudah membangun swalayan di tengah gempuran gurita perusahaan ritel raksasa. Namun, Swalayan TipTop sudah membuktikan jika mereka mampu survive dan bertahan meski dikepung minimarket atau ritel modern.
Kesuksesan TipTop bersaing dengan perusahaan ritel raksasa ternyata tidak lepas dari rahasia dagang yang disyariatkan dalam Agama Islam. Pemiliknya, Rusman Maamoer meniru cara berdagangang Rasulullah sehingga mampu menjadi pemain besar sektor ritel di Indonesia.
Swalayan yang sudah menyebar di seluruh Indonesia ini berawal dari bakat bisnis Rusman sejak masih berusia 11 tahun. Kala itu, Rusman diberikan modal untuk membuka usaha oleh ayahnya.
Rusman memilih berjualan kelapa dengan menggunakan gerobak. Usahanya itu sempat berjalan namun akhirnya terhenti. Meski demikian, Rusman mendapat pelajaran berarti tentang dunia usaha di usianya yang tergolong belia.
Beranjak dewasa, Rusman yang tergolong pintar memilih fokus pada pendidikannya. Dia menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sebagaimana lulusan perguruan tinggi lainnya, Rusman terjun ke dunia kerja seusai menamatkan kuliahnya.
Dia pun berkarir di sektor perbankan, bahkan pernah menjabat sebagai Direktur Bank Pembangunan Daerah. Namun, jiwa pengusaha Rusman nampaknya tak pernah mati. Dia pun memilih meninggalkan profesinya yang sudah mapan untuk terjun ke dunia bisnis.
Berbagai bisnis sudah dicobanya dan mengalami jatuh bangun. Hingga akhirnya, Rusman mantap memulai bisnis minimarket, yang menyediakan barang kebutuhan rumah tangga.
Diketahui, awal mula dia memiliki sebuah toko dengan luas 400 meter persegi. Toko itu diberi nama TipTop. Dalam menjalankan bisnisnya, Rusman menerapkan cara Rasulullah berdagang.
Rusman berdagang sesuai dengan hati nurani, tidak menipu, mencelakakan atau menganiaya orang. Itu sebabnya, Swalayan TipTop memegang teguh prinsip Islam dalam bisnisnya hingga saat ini.
Bagi Rusman, untung 2 hingga 3 persen saja sudah cukup. Seiring waktu, bisnis minimarketnya terus berkembang dan juga mendapat respons positif dari masyarakat.
Editor : Abriandi