Logo Network
Network

Geger, Guru Perempuan Minta Siswa Masturbasi lalu Bawa Sperma ke Sekolah Pakai  Kondom

Anton Suhartono
.
Kamis, 25 Agustus 2022 | 08:18 WIB
Geger, Guru Perempuan Minta Siswa Masturbasi lalu Bawa Sperma ke Sekolah Pakai  Kondom
Ilustrasi siswa SMA diminta membawa sperma ke sekolah. (Foto: AFP)

SUCRE, iNewsKutai.id - Tugas dari seorang guru SMA di Bolivia membuat geger. Penyebabnya, pengajar perempuan itu meminta siswanya masturbasi lalu menampung sperma mereka di kondom untuk dibawa ke sekolah.

Permintaan tidak biasa itu diklaim terkait pendidikan seks di sekolah yang salah satunya mengulas alat reproduksi laki-laki. Sontak, tugas tersebut membuat para orangtua bereaksi dan melapor ke pihak sekolah yakni SMA Juana Azurduy de Padilla di Kota Minero. 

Dalam laporannya, para orangtua siswa menuding sang guru melakukan eksploitasi seks anak. Sang guru, Maria Ines Peredowho, langsung meminta maaf setelah tugasnya kepada para siswa memicu kecaman.  Dia menjelaskan ada kesalahpahaman, tak mewajibkan para siswa melakukan tugas itu. 

“Saya seorang ibu dari empat anak dan saya bukan orang cabul,” kata Maria, kepada surat kabar Duty. 

Menurut Maria, dia ingin mengajarkan kepada para siswa berapa lama sperma bisa hidup di tempat atau lingkungan yang lembab. 

"Itu adalah tujuan saya sebagai guru dan bukan seperti yang dikatakan beberapa media, untuk menyesatkan siswa dan membuat mereka masturbasi kemudian membawanya di dalam toples, sama sekali bukan niat saya," tuturnya.

Selain itu, lanjut dia, pelajarannya itu juga bertujuan memperingatkan para siswi untuk menghindari sperma untuk mencegah kehamilan. Namun, tidak semua orang suka dengan caranya. 

Orangtua siswa mengecam guru yang dikirim dari Kementerian Publik itu dengan menuduhnya melakukan pelanggaran terhadap anak di bawah umur. Kepala dinas pendidikan setempat Edwin Huayllani mengatakan Maria telah diberhentikan sementara untuk menjalani pemeriksaan. 

Carlos Oporto, direktur Pasukan Khusus Santa Cruz untuk Perlawanan Kekerasan, mengatakan sedang mempelajari kondisi psikologis para siswa. Nasib Maria akan ditentukan dari hasil pemeriksaan terhadap pada siswa. 

"Bergantung pada hasil, mereka akan memutuskan apakah kami akan mengambil tindakan," ujarnya.

Editor : Abriandi

Follow Berita iNews Kutai di Google News

Bagikan Artikel Ini