WASHINGTON, iNewsKutai.id - Badan Intelijen Amerika serikat (CIA) bereaksi keras atas serangan drone pada pangkalan militer Rusia. Dinas intelijen yang beroperasi di luar negeri itu menuding Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sengaja mencoba menyeret AS perang terbuka dengan Rusia.
Dua serangan drone pada pangkalan militer Rusia yang berjarak kurang 1.000 kilometer dari Moskow menjadi indikasi taktik Zelensky. Padahal, sebelumnya AS sudah mewanti-wanti agar senjatanya tidak digunakan untuk menyerang wilayah Rusia.
"Upaya ini jelas untuk meningkatkan perang. Dia sudah mencoba melakukannya dengan rudal di Polandia dan ternyata gagal. Kini dia mendorongnya dan mengatakan NATO harus turun tangan sekarang," kata mantan perwira CIA Philip Giraldi kepada Hakim Andrew Napolitano pada episode podcast "Judging Freedom" dikutip Russia Today, Rabu (7/12/2022).
Dia menyatakan, serangan itu lebih bertujuan politis ketimbang menghancurkan target. Dia menilai Zelensky sedang berusaha memprovokasi Rusia untuk meningkatkan intensitas sehingga memicu reaksi NATO-AS.
Pemerintah AS pada Selasa menyatakan jika Washington tidak mendorong Ukraina untuk menginvasi balik Rusia. "Kami tidak mengizinkan Ukraina untuk menyerang di luar perbatasannya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price kepada wartawan.
Price enggan menghubungkan serangan drone tersebut dengan Ukraina, yang sejauh ini belum secara resmi mengaku bertanggung jawab.
Rusia sediri menyatakan tiga orang tewas dan dua pesawat pengebom nuklir rusak dalam serangan Senin di tiga pangkalan ke dalam wilayahnya.
Di sisi lain, para pengamat militer meyakini Ukraina menembus wilayah udara Rusia dengan drone era Soviet dan bukan bantuan militer miliaran dolar yang diberikan oleh kekuatan Barat.
"Kami menyediakan apa yang dibutuhkan Ukraina untuk digunakan di wilayah kedaulatannya—di tanah Ukraina—untuk menghadapi agresor Rusia," kata Price.
(Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com dengan judul : Zelensky Dituding Coba Seret AS dan NATO untuk Perang Langsung dengan Rusia)
Editor : Abriandi