Menurutnya, tikus-tikus tersebut hanya membutuhkan waktu dua minggu untuk latihan. Saat beroperasi, mereka juga memahami panggilan untuk kembali ke tempat semula dengan menanggapi bunyi yang dikirimkan.
"Anjing memang masih menjadi andalan tetapi tikus sangat gesit, pandai bergerak melalui semua jenis lingkungan yang berbeda. Mampu bertahan hidup di semua lingkungan berbeda Mereka sempurna untuk pekerjaan tipe pencarian dan penyelamatan,” ujar Donna.
Ilmuwan yang mempelajari ekologi di Universitas Strathclyde itu menambahkan jika tikus dapat belajar dan dilatih dengan cepat. Dia menepis kesalahpahaman tikus adalah makhluk kotor.
"Mereka dirawat dengan baik dan mereka adalah hewan yang ramah. Kami berharap itu akan dilaksanakan, kami bermitra dengan tim pencarian dan penyelamatan di Turki," ujarnya.
Selain untuk misi pencarian, sejumlah tikus lain sedang dilatih untuk proyek seperti menemukan ranjau darat dan mengendus Brucellosis, penyakit menular yang berdampak pada ternak.
(Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com dengan judul : Ilmuwan Ini Latih Tikus Jadi Penyelamat Korban Gempa)
Editor : Abriandi