get app
inews
Aa Text
Read Next : Rugikan Negara Rp300 Triliun, Harvey Moeis hanya Divonis 6,5 Tahun Penjara

Ini Sejarah Toko Gunung Agung yang akan Tutup Akhir Tahun 2023 Setelah 70 Tahun Berdiri

Senin, 22 Mei 2023 | 13:58 WIB
header img
Toko Gunung Agung akan tutup pada akhir 2023 setelah 70 tahun berdiri. Foto: Istimewa

Setahun setelahnya, Tjio Wie Tay menginisiasi pameran buku yang lebih besar yang disebut Pekan Buku Indonesia 1954. Pada pameran ini, Gunung Agung (GA) mulai menyusun bibliografi (daftar buku lengkap) dalam bentuk katalog.

GA bahkan membentuk tim khusus yang disebut Bibliografi Buku Indonesia yang dipimpin oleh Ali Amran, yang juga menjabat sebagai kepala bagian Penerbit PT Gunung Agung.

Melalui pameran buku ini, Tjio Wie Tay juga berkenalan dengan tokoh yang dia kagumi, yaitu Sukarno dan Mohammad Hatta. Dari pertemuan ini, Gunung Agung dipercaya untuk menggelar pameran buku di Medan dalam rangka Kongres Bahasa tahun 1954.

Bisnis Gunung Agung semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan dibangunnya gedung tiga lantai di Jalan Kwitang No. 6. Gedung ini diresmikan oleh Sukarno pada tahun 1963. Pada tahun yang sama, Tjio Wie Tay mengubah namanya menjadi Masagung setelah menjadi mualaf.

Gunung Agung menjadi penerbit buku autobiografi Sukarno yang ditulis oleh jurnalis AS, Cindy Adams, dengan judul "Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat". GA kemudian melanjutkan penerbitan buku karya Sukarno dan juga tercatat sebagai penerbit buku autobiografi/biografi tokoh-tokoh bangsa Indonesia.

Dilansir dari berbagai sumber, toko buku yang legendaris ini kemudian mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 1992 dengan kode emiten TKGA.

Namun, pada tahun 2013, perusahaan tersebut diakuisisi oleh PT Permata Prima Energi. Pengelolaan bisnis toko bukunya kemudian dialihkan ke PT GA Tiga Belas hingga saat ini. Sementara PT Gunung Agung Tbk mengubah namanya menjadi PT Permata Prima Sakti Tbk pada Februari 2013.

Melalui anak perusahaannya, PT Permata Energy Resources, perusahaan ini mengubah kegiatan usahanya dari perdagangan dan percetakan menjadi pertambangan dan perdagangan hasil tambang. Namun, PT Permata Prima Sakti Tbk delisting dari Bursa pada 15 November 2017 setelah bertahan selama empat tahun. Delisting ini dilakukan setelah sahamnya disuspensi selama lebih dari 2 tahun.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut