MOSKOW, iNewsKutai.id - Medan perang di Ukraina rupanya digunakan Amerika Serikat untuk menguji sejumlah senjata. Tidak hanya senjata berat namun juga peralatan peperangan elektronik.
AS melengkapi pasukan Ukraina dengan peralatan perang elektronik yang diuji efektivitasnya di medan tempur. Namun, sejauh ini, AS harus mengakui kekalahan mereka.
British Royal United Services Institute menyebut hal itu menjadi penyebab serangan balasan Ukraina selama tiga bulan gagal total. Pentagon sedang mengumpulkan data peperangan elektronik (EW) yang digunakan oleh Rusia selama operasi militer khusus.
"Ini menjadi bagian dari mempersiapkan permusuhan langsung di masa depan," kata Komandan Militer AS Josh Kozlov dalam Konferensi Udara, Luar Angkasa, dan Siber di Maryland, AS, dilansir Sputnik News.
Armada Perang Spektrum ke-350 Angkatan Darat AS yang didirikan dua tahun lalu sedang berusaha mengejar ketertinggalan militer AS dengan para pesaingnya terutama Rusia dalam peperangan elektronik.
Kozlov mengatakan, kedua pihak yang berkonflik di Ukraina telah menunjukkan kemampuan yang mengesankan di lapangan.
“Ketangkasan yang ditunjukkan kedua belah pihak, cara mereka melaksanakan operasi dalam spektrum tersebut, sungguh luar biasa,” kata Kozlov.
"Di masa depan, bagi kami, jika kami benar-benar menghadapi rekan kami, menjadi gesit dan cepat adalah kunci keberhasilan dalam spektrum tersebut,” tambahnya.
Selama ini, taktik EW Rusia telah mencegah drone menyerang di wilayah Rusia. Sistem ini bekerja dengan mengacaukan sistem penargetan Barat, dan mengganggu komunikasi antara pasukan Ukraina.
Ukraina telah meminta negara-negara Barat untuk memasok lebih banyak senjata dengan menunjukkan bahwa medan perang adala tempat uji coba senjata terbaik.
Pada Juni 2023 lalu, Menteri Pertahanan Ukraina saat itu Oleksiy Reznikov mengatakan bahwa untuk industri militer dunia, tidak dapat menemukan tempat pengujian yang lebih baik, selain medan perang di Ukraina.
Hal ini menguatkan fakta jika Ukraina memang siap menjadi kelinci percobaan dalam percobaan. Namun, jika Ukraina dipandang sebagai sebuah eksperimen, nampaknya senjata-senjata Barat gagal dalam pengujian tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pada hari Selasa bahwa 71.000 tentara Ukraina telah tewas atau terluka sejak dimulainya serangan balasan Ukraina yang gagal, bersama dengan 18.000 kendaraan lapis baja dan 543 tank, termasuk tank Leopard-2 buatan Jerman dan tank Challenger-2 buatan Inggris.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Jum'at, 15 September 2023
Editor : Abriandi