GAZA, iNewsKutai.id - Rumah Sakit Al-Shifa, Kota Gaza yang seharusnya menjadi tempat aman untuk korban luka-luka akibat serangan Israel justru menjadi ladang pembantaian.
Sniper Israel yang mengepung rumah sakit tersebut menembak setiap orang yang bergerak di dalam area rumah sakit. Militer zionis bersenjata lengkap juga memagari RS tersebut.
Direktur Rumah Sakit Shifa, Muhammad Abu Salmiya mengatakan, mereka bisa tewas tiba-tiba dan kapan saja karena terkena peluru penembak jitu pasukan Israel yang telah mengepung rumah sakit itu.
"Kami hanya berjarak beberapa menit lagi menuju kematian. RS ditutup dan bangunan rumah sakit menjadi sasaran. Setiap orang yang bergerak di dalam kompleks menjadi sasaran. Mereka mencegah siapa pun untuk bergerak,” katanya kepada Al Jazeera.
Abu Salmiya mengaku, RS tersebut sudah tidak memiliki listrik, air atau internet dan kekurangan pasokan penting medis. Akibatnya, banyak pasien yang meninggal karena tidak tertangani.
"Setiap menit, korban dan luka juga meninggal, bahkan bayi yang berada di inkubator,” ujarnya.
Saksi mata mengatakan pasukan Israel berada di dekat Rumah Sakit Al-Shifa yang merupakan fasilitas medis terbesar di Gaza.
"Pasukan IDF menghadapi perlawanan keras, namun mereka berhasil maju,” katanya kepada AP.
Militer Israel membenarkan serangan ke RS tersebut. Alasannya, pusat komando utama Hamas terletak di bawah RS meskipun petugas medis dan kelompok bersenjata Palestina membantah tuduhan tersebut.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Sabtu, 11 November 2023
Editor : Abriandi