GAZA, iNewsKutai.id - Azan di Jalur Gaza, Palestina kini tidak terdengar lagi. Penyebabnya, seluruh masjid di wilayah tersebut telah hancur dibom Israel sejak invasi pada 7 Oktober 2023 lalu.
Invasi Israel ke Jalur Gaza sudah memasuki hari ke-100 pada Minggu (14/1/2024). Lebih dari 23.000 warga Palestina yang bermukim di wilayah tersebut tewas. Korban didominasi anak-anak dan perempuan.
Lebih menyedihkan lagi, kumandang Azan di Jalur Gaza kini tidak terdengar lagi. Puluhan masjid yang sebelumnya berdiri di seantero Gaza kini sudah rata dengan tanah.
Masjid terbesar dan tertua di Kota Gaza, Masjid Agung Omari bahkan hancur menjadi puing-puing. Masjid bersejarah tersebut hanya tersisa menara yang berusia 1.400 tahun.
Masjid yang menjadi warisan sejarah itu didirikan pada abad ketujuh di atas reruntuhan gereja era Bizantium, yang dibangun di atas kuil Romawi kuno. Namanya masjid diambil dari nama Khalifah Umar bin Khattab, yang berkuasa.
Masjid ini sangat bersejarah karena pernah dihancurkan dan digantikan oleh katedral Tentara Salib. Setelah itu bangsa Mongol datang dan menghancurkannya. Bangunan itu kembali hancur akibat gempa bumi pada abad ke-13.
Kini, Masjid Agung Omari kembali dihancurkan bersamaan dengan kehancuran lebih dari 200 masjid di wilayah Gaza. Itu termasuk Masjid Ahmed Yasin dan Masjid Al-Hasayna di Kota Gaza, Masjid Muslim Salim Abu di Beit Lahia dan Masjid Khalid bin Al-Walid di Khan Younis.
"Azan tidak terdengar lagi di lingkungan kami karena kehancuran total di wilayah timur kota, termasuk masjid,” kata Khaled Abu Jame (25), warga Khan Younis, kepada MEE.
Tidak hanya masjid, zionis juga menghancurkan gereja, termasuk beberapa tempat ibadah tertua di Gaza. Tiga gereja bersejarah juga mengalami kerusakan, di antaranya Gereja Saint Porphyrius di Kota Gaza, gereja tertua yang masih digunakan di Gaza, melayani sekitar 1.000 umat Kristen di wilayah tersebut.
Gereja tersebut pertama kali didirikan pada tahun 425 M, gereja Ortodoks Yunani dinamai Santo Porphyrius, yang berjasa membawa agama Kristen ke kota dan dimakamkan di sudut timur laut.
Gereja tersebut dirusak pada 19 Oktober ketika pasukan Israel mengebom kompleks gereja saat 400 warga Palestina dari semua agama berlindung dan menewaskan sedikitnya 18 orang.
Biara Saint Hilarion di situs arkeologi Tell Umm Amer di kota pesisir al-Nuseirat juga rusak akibat serangan Israel. Laporan Euro-Med Monitor menyebutkan, biara ini dibangun lebih dari 1.600 tahun yang lalu oleh Santo Hilarion, yang dianggap sebagai pendiri kehidupan biara di Palestina, menurut delegasi Palestina untuk Unesco.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Minggu, 14 Januari 2024
Editor : Abriandi