get app
inews
Aa Text
Read Next : Inflasi Kaltim Oktober 2024 Sebesar 1,75 Persen, Dipicu Harga Makanan dan Rokok

Siap-siap, Harga Tahu Tempe Bakal Naik hingga Juli

Jum'at, 11 Februari 2022 | 19:04 WIB
header img
Harga tempe tahu bakal naik hingga Juli mendatang. (Foto: iNews.id/Yudy Heryawan Juanda)

JAKARTA, iNewsKutai - Kenaikan harga kedelai dunia dipastikan bakal berdampak pada produk turunannya yakni tahu dan tempe. Kenaikan ini diprediksi akan bertahan hingga Juli mendatang.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga kedelai pada minggu pertama Februari 2022 mencapai 15,77 dolar AS per bushel atau berkisar Rp11.240 per kilogram (kg). Harga tersebut diperkirakan baru akan turun pada Juli 2022.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, kenaikan harga kedelai dunia ini memberi imbas pada harga kedelai di dalam negeri di tingkat pengrajin tahu tempe. Pada akhirnya, akan mempengaruhi harga produk tahu dan tempe.

"Saya ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa kenaikan harga kedelai dunia ini berdampak pada kenaikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe. Dan hal ini akan mempengaruhi ujungnya, yaitu harga produk turunan dari kedelai terutama yang paling penting di sini adalah tempe dan tahu," tutur Oke dalam konferensi pers, Jumat (11/2/2022).

Dengan proyeksi perkembangan harga kedelai dunia, kata dia, kedelai impor saat ini Rp11.500 per kg. Dengan harga kedelai itu, harga tempe di tingkat pengrajin Rp10.300 per kg dan tahu sekitar Rp650 per potong.  

Sementara jika harga kedelai naik hingga Rp12.000 per kg, maka harga tempe diperkirakan akan naik menjadi Rp10.600 per kg dan tahu sekitar Rp700 per potong.  

"Kalau kita bicara di tingkat importir di dalam negeri dan hal ini diperkirakan akan terus mengalami kenaikan, dan menurut informasi yang diterima, kenaikan ini bisa sampai hingga bulan Mei yang diperkirakan harganya mencapai di 15,79 dolar AS per bushel, selanjutnya baru akan turun pada bulan Juli," ujarnya.

 eski Juli mengalami penurunan harga, Oke memperkirakan turunnya tidak signifikan atau sekitar 15,74 dolar AS per bushel. Adapun penyebab harga kedelai dunia merangkak naik karena naiknya biaya sewa lahan, kurangnya tenaga kerja, ketidakpastian cuaca di negara produsen, kenaikan inflasi di negara produsen yang berdampak pada naiknya harga produksi. 

"Berdasarkan informasi dari Akindo (Asosiasi Kedelai Indonesia), penurunan produksi kedelai dunia ini berdampak pada kenaikan harga kedelai. Beberapa penyebabnya ada inflasi di Amerika yang mencapai 7 persen, yang berdampak pada kenaikan harga input dari produksinya," pungkasnya.

Editor : Abriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut