SRAGEN, iNewsKutai – Sosok Tili (35), sang penakluk buaya berkalung ban di Kota Palu akhirnya pulang ke kampung halamannya, Sragen. Ini kali pertama dia mengunjungi keluarganya sejak merantau padda 2009 atau 13 tahun silam.
Tili pun disambut bak pahlawan oleh keluarga dan warga di Sragen yang menyambut kedatangannya . Tili pertama menginjakkan kaki di Alun-Alun Sragen sekitar pukul 19.15 WIB. Ia dijemput Budiono Rahmadi di Bandara Juanda, Surabaya.
Budiono merupakan orang yang membantu kepulangan Tili dengan membelikan tiket pesawat dari Palu ke Surabaya. Ketika sampai Alun-Alun Sragen, Tili melakukan sujud syukur.
Dia lalu melanjutkan perjalanan menuju rumahnya di Dukuh Pondok RT 19, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen. Keluarga besar Tili, tokoh masyarakat dan warga setempat telah menunggunya. Waginem (68) ibunda Tili menangis haru karena tidak jumpa dengan anaknya sejak 2009.
Tili mengaku pernah mampir ke rumah saudaranya di Ngawi sekitar 4,5 tahun lalu saat perjalanan menuju Solo. Namun kala itu, ia belum sempat ke Sragen. Sedangkan nomor telepon keluarga di Sragen basah lalu hilang.
“Saya tidak sempat bawa oleh-oleh, mudah-mudahan mamak bisa diajak jalan-jalan kapan-kapan,” ucap Tili, Selasa (22/2/2022).
Tili mengaku belum tahu sampai kapan di Sragen. Sebab ada sejumlah burung peliharaan yang ditinggal di Palu. Namunsudah ada orang yang dimintai tolong untuk mengurus burung sementara waktu.
Sementara itu, Budiono mengapresiasi Tili yang mampu menginspirasi orang untuk peduli terhadap lingkungan sekitar, khususnya satwa liar. Usaha Tili membantu buaya bisa terbebas dari kalung ban membuat orang kagum.
“Saya berharap Mas Tili semakin sayang kepada orang tua. Sering menghubungi keluarga kan bisa menjadi kebahagiaan terhadap keluarganya,” ucap Budiono.
Editor : Abriandi