get app
inews
Aa Read Next : Terungkap, Ukraina Terlibat Pembantaian 144 Penonton Konser Musik di Moskow

Indra Kenz-Doni Salmanan Cz Dikendalikan Mafia Judi Rusia? Ini Analisis PPTAK

Jum'at, 18 Maret 2022 | 11:07 WIB
header img
Ilustrasi trading. (Foto: Shutterstock)

JAKARTA, iNewsKutai.id - Fakta baru terungkap dari hasil penelusuran aliran dana investasi ilegal seperti binary option, robot trading, dan forex trading di Indonesia. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebut jika aplikasi itu terafiliasi dengan situs judi di Rusia.

Kepala PPATK Ivan Yustivandana mengungkapkan, informasi tersebut diperoleh dari hasil koordinasi dengan Financial Inteligent Unit (FIU). Dia menyebutkan dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang (TPPU) di Indonesia, pihaknya menggandeng FIU dari negara lain.  

 "Dari hasil koordinasi dengan mitra kerja PPATK dari FIU di luar negeri, diketahui adanya aliran dana keluar negeri dalam jumlah signifikan ke rekening bank yang berlokasi di Belarusia, Kazahkstan, dan Swiss," ujar , Jumat (18/3/2022). 

"Penerima dana diduga merupakan pemilik dari platform Binomo yang berlokasi di Kepulauan Karibia dengan total dana selama periode September 2020 - Desember 2021 sebesar 7,9 juta Euro," tutur Ivan Yustivandana. 

Bahkan dia mengungkapkan dana investasi ilegal tersebut pada akhirnya bermuara di situs judi yang ada di Rusia yang saat ini sedang melakukan invasi ke Ukraina. 

"Dana tersebut kemudian ditransfer kembali dengan penerima akhir dana adalah entitas pengelola sejumlah situs judi online dan terafiliasi dengan situs judi di Rusia," tutur Ivan Yustivandana. 

Sebagaimana diketahui sebelumnya, PPATK terbaru telah melakukan analisis terhadap aliran yang tindak pidana investasi ilegal terhadap 29 rekening dengan nilai Rp 7,2 miliar. 

"Total sebanyak 150 rekening dengan total nominal Rp 361,2 miliar yang telah dibekukan sementara," ujar Ivan Yustivandana. 

Ia menduga para afiliator dari investasi bodong seperti binary option, robot trading dan skema investasi lainnya yang terkenal 'crazy rich' patut diduga melakukan tindak pidana pencucian uang. 

"Mereka yang kerap dijuluki crazy rich ini patut diduga melakukan tindak pidana pencucian uang yang berasal dari investasi bodong dengan skema Ponzi," kata Ivan Yustiavanda, Minggu (6/3/2022). 

PPATK mendapati transaksi terkait pembelian aset mewah berupa kendaraan, rumah, perhiasan, dan aset lainnya tidak dilaporkan Penyedia Barang dan Jasa (PBJ) ke PPATK. 

Padahal transaksi itu wajib dilaporkan. Sejak Januari 2022, PPATK telah menangani kasus investasi ilegal tersebut sejak awal tahun dan berjumlah 9 kasus antara lain robot trading, binary option dan forex trading dengan nominal transaksi yang dianalisis oleh PPATK di seluruh kasus tersebut mencapai triliun rupiah. 

Editor : Abriandi

Follow Berita iNews Kutai di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut