BRUSSELS, iNewsKutai.id – Amerika Serikat (AS) menangguk untung menyusul ancaman krisis energi di Eropa. AS akan memasok gas alam cair (LNG) ke Benua Biru menggantikan Rusia yang dijatuhi sanksi ekonomi akibat menginvasi Ukraina.
Eropa saat ini tengah berusaha menghentikan pasokan gas dari Rusia yang menjadi tulang punggung energi. Total pasokan gas dari Negeri Beruang Merah ke Eropa mencapai 150 miliar meter kubik (bcm) hingga 190 bcm per tahun.
AS sendiri rencananya bakal memasok 15 miliar meter kubik (bcm) gas tahun ini. Perjanjian penjualan gas ini tertuang dalam dokumen kerja sama antara AS dan Uni Eropa yang diperoleh Reuters, Jumat (25/3/2022).
Sebelumnya pada hari yang sama, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengumumkan pembentukan gugus tugas untuk mengurangi ketergantungan Eropa pada bahan bakar fosil Rusia, menyusul serangan Moskow ke Ukraina.
Komisi Eropa juga akan bekerja dengan negara-negara UE untuk memastikan mereka dapat menerima sekitar 50 bcm LNG tambahan hingga setidaknya 2030, menurut dokumen itu.
Pengamat energi menilai Uni Eropa tidak punya jalan lain yang realistis untuk mengganti semua kebutuhan gas alam mereka yang selama ini dipasok Rusia. Hal itu bahkan juga mustahil jika Amerika Serikat meningkatkan ekspor atau negara-negara lain mengalihkan pengiriman gas mereka ke Eropa.
Untuk sekadar diketahui, sekira 40 persen kebutuhan gas alam Eropa selama ini bergantung pada pasokan Rusia. Sebagian besar gas itu disalurkan melalui pipa-pipa. Rystad Energy memperkirakan, 52 miliar meter kubik (bcm) gas per tahun datang ke Eropa melalui Ukraina atau rute terdekat.
Editor : Abriandi