MOSKOW, iNewsKutai.id – Nasib dua tentara bayaran asal Amerika Serikat (AS) di ujung tanduk setelah tertangkap militer Rusia di wilayah Kharkiv, Ukraina. Alexander Drueke (39) dan Andy Huynh (27), terancam mengikuti jejak legiun asing lainnya yang dijatuhi hukuman mati.
Drueke dan Huynh diketahui merupakan mantan personel militer AS. Keduanya ditangkap setelah terlibat pertempuran sengit dengan pasukan Rusia. Hukuman mati sebelumnya dijatuhkan pengadilan Republik Rakyat Donetsk (DPR) terhadap tiga tentara bayaran asing.
Warga Maroko bernama Saadoun Brahim dan dua warga negara Inggris, yaitu Sean Pinner dan Aiden Aslin bakal dieksekusi dengan cara ditembak.
The Telegraph melaporkan, keduanya tertangkap setelah 10 orang dari pasukan mereka bertemu dengan pasukan Rusia yang jauh lebih besar dalam pertempuran pada 9 Juni lalu.
“Kami sedang menjalankan misi dan semuanya menjadi benar-benar gila, karena intelijen yang buruk,” kata seorang rekan dari Drueke dan Huynh dilansir surat kabar Inggris itu, Rabu (15/6/2022).
Dia menuturkan, timnya menduga Drueke dan Huynh pingsan akibat terkena ranjau antitank atau oleh tank yang menembaki mereka. Pasalnya, misi pencarian terhadap kedua orang itu yang dilakukan setelahnya tidak menemukan tanda-tanda keberadaan mereka.
“Kami tadinya diberi tahu bahwa kota (Kharkiv) itu bersih, tapi ternyata Rusia sudah menyerangnya,” ujar pria itu.
Di sisi lain, Pemerintah AS terus mendalami informasi adanya dua warga yang ditangkap di Ukraina karena membantu Kiev melawan Rusia. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby mengatakan, pemerintahan Biden tidak dalam posisi untuk mengonfirmasi laporan tersebut.
Namun dia menegaskan, jika hal itu benar, pemerintah akan melakukan segala cara untuk bisa membebaskan keduanya. "Jika benar, kami akan melakukan segala cara untuk membawa mereka kembali ke rumah dengan selamat," katanya.
Editor : Abriandi