SAMARINDA, iNewsKutai.id - Jumlah penduduk miskin di Kaltim sebanyak 241.077 jiwa. Angka tersebut mengalami kenaikan sekitar 6,54 persen dibanding pada 2020 lalu yang tercatat hanya sebanyak 230.026 jiwa.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kaltim Riza Indra Riadi mengungkapkan, peningkatan jumlah penduduk miskin tersebut merupakan imbas pandemi Covid-19 dan menjadi fenomena nasional dalam dua tahun terakhir.
"Pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir yang berdampak negatif utamanya pada lapangan kerja menjadi pemicu utama peningkatan jumlah warga miskin di Kaltim," jelasnya dalam Rapat Paripurna DPRD Kaltim tentang Penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Gubernur Kalimantan Timur Tahun 2021, Selasa (29/3/2022).
Riza mengatakan, selama pandemi, tidak sedikit perusahaan yang mengambil kebijakan seperti pengurangan karyawan (PHK), penurunan omzet hingga pembatasan produksi. Tidak hanya itu, banyak sektor usaha kecil juga terdampak sehingga berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan angka kemiskinan.
Meski angka warga miskin meningkat, namun Riza menyebut jika jumlah pengangguran terus menurun meski sempat mengalami peningkatan 6,87 persen pada 2020 lalu akibat pandemi.
.
"Tetapi pada 2021 seiring berkurangnya pandemi dan mulai pulih ekonomi, tingkat pengangguran terbuka turun mencapai 6,83 persen," sebutnya.
Riza yang mewakili Gubernur Isran Noor mengatakan, ekonomi Kaltim juga sudah mulai menunjukkan pemulihan setelah tumbuh positif 2,48 persen atau meningkat dari tahun 2020 yang sempat mengalami kontraksi sebesar 2,87 persen.
"Kondisi ini (ekonomi tumbuh positif 2021) akibat berkurangnya pandemi Covid-19, sehingga memberikan dampak positif perekonomian dan mulai meningkatnya daya beli masyarakat," jelasnya.
Sedangkan laju inflasi Kaltim cenderung menurun dari tahun ke tahun, namun di tahun 2021 mengalami peningkatan 2,15 persen. Inflasi dampak meningkatnya daya beli masyarakat di masa pemulihan ekonomi akibat Covid-19. "Di dalamnya termasuk pembelian barang kebutuhan masyarakat," tambahnya.
Editor : Abriandi