JAKARTA, iNewsKutai.id - Panser Anoa yang dioperasikan pasukan pemelihara perdamaian dunia PBB di Lebanon ternyata tidak didukung suku cadang memadai. Pasukan TNI yang menjadi pemakai kesulitan mendapatkan sparepart jika kendaraan taktis lapis baja tersebut mengalami masalah teknis di daerah konflik tersebut.
Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) DPC UNIFIL Lebanon, Letkol Inf Ganjar Wahyutomo meminta kepada Markas Besar TNI untuk dikirimkan suku cadang Rantis Anoa dari Indonesia. Pasalnya, saat berangkat bertugas, jumlah suku cadang yang dibawa batalyonnya hanya seadanya.
Permintaan agar Mabes TNI mengirimkan suku cadang kendaraan lapis baja buatan PT Pindad itu disampaikan Ganjar Wahyuutomo dalam telekonferensi dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Panglima melakukan koordinasi secara daring dengan para Dansatgas pemeliharaan perdamaian dunia PBB di berbagai negara.
Selain dari pasukan di Lebanon, Dansatgas Kizi Monusco Kongo, Letkol Czi Bangun Santoso juga menjelaskan jika beberapa bantuan alat berat yang digunakan dalam misi merupakan perbantuan dari Mabes TNI.
Menjawab kesulitan anggota TNI yang menjadi pasukan pemelihara perdamaian, Jenderal Andika memastikan akan segera melakukan evaluasi terkait mekanisme penyerahan dukungan perawatan alutsista. Hal itu untuk menunjang kelancaran operasi pemeliharaan perdamaian dunia yang dilakukan TNI.
"Ini adalah komunikasi awal kita. Karena saya ingin tahu apa yang sebetulnya dibutuhkan, tetapi juga saya ingin memperbaiki mekanisme dukungan kita dari sini. Karena saya ingin jauh lebih transparan, itu yang lebih penting," ujar Andika dalam kanal YouTube pribadinya, dikutip Senin (16/5/2022).
Dia mengatakan, dari tinjauan logistik, akan lebih mudah dan murah untuk mencari vendor pengadaan suku cadang dari negara terdekat.
"Kalau memang bisa kita nanti temukan vendor di area sana, apakah nanti di, Afrika Selatan, mungkin di Lebanon sendiri atau bahkan tempat lain. Itu akan lebih murah dan lebih baik, dibandingkan harus dikirim dari sini ya," ujarnya.
Dirinya pun mengajak seluruh anggotanya untuk saling bekerja sama mengubah mekanisme pemberian dukungan tersebut. Dengan demikian seluruh prosesnya lebih transparan dan tak menimbulkan masalah di kemudian hari.
"Saya ingin juga rekan-rekan membantu. Sehingga tak ada masalah di kemudian hari karena hubungannya dengan operasional kita. Saya akan berusaha secepat mungkin," ucapnya.
Editor : Abriandi