Syamsul mengatakan, metode ini membuat PP Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1444 H atau hari raya Idul Fitri jatuh 21 April 2023. Sedangkan Idul Adha pada 28 Juni 2023.
"Kemungkinan terjadi perbedaan di mana Muhammadiyah lebih dulu memasuki bulan Zulhijah. Jika mengacu , pada kriteria mabims itu belum memasuki bulan Zulhijah," tuturnya dikutip dari iNews.id.
Sebelumnya dia menjelaskan metode hisab hakiki wujudul hilal yang telah menetapkan awal bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1444 H. Dia mengatakan penetapan itu dilihat berdasarkan pada posisi geometris benda-benda langit yaitu matahari, bumi, dan bulan.
"Jadi posisinya bukan tampak dan tidaknya. Untuk Ramadan misalnya syarat yang pertama yaitu sudah terjadi ijtimak bulan telah mengelilingi bumi dengan satu putaran sinodis, tercapai pada tanggal 22 Maret 2023 pukul 00.25 WIB," kata dia.
Kemudian syarat kedua yakni tercapainya satu putaran sinodis itu terjadi sebelum matahari tenggelam. Ketiga, saat matahari tenggelam keesokan sorenya pada hari Rabu itu bulan pada saat matahari tenggelam masih di atas ufuk.
"Karena itu 1 Ramadan 1444 H jatuh pada hari Kamis 23 Maret 2023, yang terpenting posisi geometris itu telah terpenuhi itu metode penetapannya yang disebut dengan istilah hisab wujudul hilal," ucapnya.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait