Salah satu jet Rusia melepaskan rudal di dekat pesawat Inggris, yang dia gambarkan "berpotensi berbahaya". Dia mengatakan bahwa Kremlin kemudian meyakinkannya bahwa itu adalah akibat dari "kerusakan teknis", dan dia tidak melihatnya sebagai eskalasi yang disengaja.
Menyusul insiden pada 29 September 2022 tersebut, Inggris menghentikan patroli pengawasan, kemudian mengirim mereka dengan pengawalan bersenjata. Beberapa pemerintah telah mempertanyakan keaslian dan keakuratan dokumen AS yang baru-baru ini bocor, dan Insider tidak dapat memverifikasinya.
New York Times melaporkan, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan jika isi laporan ini tidak benar, dimanipulasi, atau keduanya.
"Kami sangat berhati-hati terhadap siapa pun yang menganggap kebenaran klaim ini begitu saja dan juga akan menyarankan mereka untuk meluangkan waktu untuk mempertanyakan sumber dan tujuan dari kebocoran tersebut," katanya.
Rincian baru datang sebulan setelah jet Rusia menjatuhkan drone AS di atas Laut Hitam. Insiden tersebut menimbulkan pertanyaan tentang agresi terhadap negara-negara anggota NATO, yang doktrin Pasal 5-nya menafsirkan serangan terhadap satu negara sebagai serangan terhadap semua.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait